Tidak Perlu Panic Buying Menjelang PPKM Darurat

Jumat, 2 Juli 2021 10:51 WIB

Berbeda dengan panic buying bulan lalu, belanja panik warga Singapura setelah lockdown Malaysia relatif lebih kecil.[TODAY/Malaymail]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memutuskan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk Pulau Jawa dan Bali mulai 3-20 Juli 2021 demi mengekang penularan Covid-19. Meski pembatasan aktivitas lebih ketat dibanding sebelumnya, pemerintah mengimbau warga agar tidak melakukan belanja panik atau panic buying karena persediaan logistik tetap aman.

Sejumlah aturan dalam PPKM Darurat mengatur secara ketat kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh masyarakat. Seperti kegiatan belajar mengajar akan dilakukan secara daring penuh, sekotr usaha non esensial akan diberlakukan kerja dari rumah (WFH) 100 persen, serta supermarket, toko kelontong, atau minimarket hanya diizinkan buka sampai jam 20.00.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan persediaan logistik, makanan, dan minuman tetap aman selama pemberlakuan PPKM Darurat. Selain itu, Tito menyatakan bahwa sektor industri dan sektor logitik tetap berjalan 100 persen sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

Advertising
Advertising

Ada beberapa alasan mengapa panic buying menjelang pemberlakuan PPKM Darurat itu tidak perlu:

1. Panic Buying hanya Memunculkan Kepanikan

Dengan melakukan aksi panic buying tentu akan memicu khalayak banyak ikut melakukan hal serupa. Hal ini akan berbuntut panjang serta menyebabkan masyarakat cemas.

2. Panic Buying bukan Jalan Keluar Mengatasi Pandemi

Aksi memborong bahan-bahan kebutuhan pokok secara spontan tentu bukanlah jalan keluar untuk menyelesaikan pandemi ini. Karena dengan melakukan panic buying bisa mengundang kerumunan orang dan berpotensi terjadi penularan virus.

3. Panic Buying dapat Merugikan Banyak Orang

Panic Buying dapat mengakibatkan harga-harga kebutuhan pokok di pasaran menjadi naik dan tentu hal ini merugikan banyak orang. Masih segar di ingatan saat harga masker dan hand sanitizer yang tiba-tiba melonjak dan pasokannya menjadi langka. Hal ini bisa terjadi kembali, jika warga melakukan panic buying.


EIBEN HEIZIER

Baca juga:

Tabung Oksigen Medis Sulit Dicari, Polda Metro Jaya: Panic Buying

Berita terkait

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura.

11 jam lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura.

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

18 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

1 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

2 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

2 hari lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Harga Tiket MotoGP Mandalika Didiskon 50 Persen Selama 26 April hingga 5 Mei 2024

7 hari lalu

Harga Tiket MotoGP Mandalika Didiskon 50 Persen Selama 26 April hingga 5 Mei 2024

Harga tiket ajang MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, didiskon 50 persen selama periode early bird.

Baca Selengkapnya