Saham Bank Harda Milik Chairul Tanjung Ini Meroket 25 Persen, Langsung Kena ARA
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 24 Juni 2021 18:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga saham perusahaan milik Chairul Tanjung PT Bank Harda Internasional Tbk. pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis, 24 Juni 2021, menyentuh batas auto reject atas atau ARA. Harga saham dengan kode BBHI ini melesat 25 persen ke level Rp 3.250 atau naik 650 poin dari harga penutupan sebelumnya.
Saham BBHI terpantau bergerak di rentang Rp 2.610 - Rp3.250 pada sepanjang perdagangan hari ini. Adapun volume saham yang diperdagangkan sebanyak 40,18 juta saham dengan nilai transaksi Rp 13,01 miliar. Dengan kenaikan itu, kapitalisasi pasar Bank Harda atau Allo Bank Indonesia tercatat menjadi Rp 13,6 triliun.
Sebelumnya, saham Bank Harda juga menyentuh ARA pada perdagangan Senin lalu, 21 Juni 2021. Ketika itu, harga saham tersebut ditutup di level Rp 2.350. Tapi di hari berikutnya, saham Bank Harda terkoreksi 1,28 persen ke level Rp 2.320. Baru pada perdagangan hari Rabu kemarin, 23 Juni 2021, harga saham Bank Harda naik 12,07 persen ke level Rp 2.600.
Seperti diketahui, Bank Harda dikendalikan oleh PT Mega Corpora, perusahaan milik Chairul Tanjung. Mega Corpora menggenggam 90 persen saham PT Bank Harda Internasional Tbk. setelah menyelesaikan penawaran tender wajib pada akhir Mei 2021.
Mega Corpora dalam rencananya mengembangkan Bank Harda ingin mengubah model bisnis perseroan dari bank konvensional menjadi bank digital. "Di mana BBHI akan menyediakan produk dan layanan perbankan digital inovatif yang memberikan solusi dan seamless customer experience bagi nasabah serta memberikan nilai tambah yang tinggi kepada seluruh pemangku kepentingan," seperti dikutip dari pengumuman di BEI.
<!--more-->
Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Bank Harda Internasional Tbk. pada pertengahan Mei 2021 lalu telah menyetujui pergantian nama menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk. Tak hanya itu, rapat juga menyetujui bank milik pengusaha Chairul Tanjung itu melakukan perubahan logo perseroan.
Soal pergantian nama itu tertuang dalam risalah rapat RUPS-LB yang diterima oleh Bisnis, Selasa pagi, 11 Mei 2021. Pada mata acara ke-9 disebutkan mengenai pergantian nama Bank Harda menjadi Allo Bank.
"Menyetujui perubahan nama perseroan menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk. dengan demikian mengubah Pasal 1 Anggaran Dasar Perseroan." Demikian seperti tertulis dalam risalah rapat tersebut.
RUPSLB Bank Harda juga memberikan kuasa dan wewenang kepada direksi untuk membuat akta notaris dan melaporkan perubahan anggaran dasar tersebut kepada instansi berwenang. Selain itu, wewenang untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk perubahan ketentuan anggaran dasar perseroan.
BISNIS
Baca: OJK Izinkan Mega Corpora Milik Chairul Tanjung Akuisisi Saham Bank Harda