Jokowi Tak Pilih Lockdown, Kurs Rupiah Menguat di 14.402,5 per Dolar AS
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 22 Juni 2021 18:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak memilih lockdown tapi malah memperketat PPKM Mikro direspons positif oleh pelaku pasar. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada sore hari ini ditutup menguat di level Rp 14.402,5 per dolar AS.
Data Bloomberg memperlihatkan kurs rupiah di pasar spot itu menguat 25 poin atau 0,17 persen. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,17 persen ke level 92,052.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah hari ini di antaranya karena respons positif pasar terhadap keputusan pemerintah tak menerapkan lockdown di tengah lonjakan kasus positif virus corona dalam beberapa hari terakhir.
"Jokowi lebih memilih untuk memperkuat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro membuat rupiah menguat," kata Ibrahim, Selasa, 22 Juni 2021.
Pasalnya, pasar menilai penerapan lockdown penuh membuat pemerintah harus menghitung ulang estimasi biaya yang dibutuhkan. Sebagai contoh, lockdown Jakarta minimal membutuhkan biaya Rp 550 miliar per hari.
Besaran biaya itu untuk mencukupi seluruh kebutuhan masyarakat Ibu Kota jika lockdown diberlakukan. Bila lockdown diterapkan selama sebulan penuh, maka pemerintah harus menyiapkan anggaran sebesar Rp 16,5 triliun.
<!--more-->
Sementara pemerintah menerapkan pengetatan PPKM Mikro dengan mencakup beberapa poin, mulai dari mewajibkan para pekerja bekerja dari rumah sebanyak 75 persen untuk zona merah dan 50 persen untuk di luar zona merah.
Sementara restoran, kafe, pedagang kaki lima, lapak di pasar dan pusat perbelanjaan dibatasi kapasitas pengunjungnya sebesar 25 persen dengan jam operasional hanya sampai pukul 20.00.
Adapun faktor lain yang turut memperkuat nilai tukar rupiah karena perhatian investor tertuju pada pasar tenaga kerja AS, yang kinerjanya kemungkinan akan mempengaruhi langkah The Fed selanjutnya. Mereka juga menunggu kesaksian Powell sebelum sidang subkomite DPR di kemudian hari.
Meski begitu, Powell mencatat perbaikan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan dan peningkatan inflasi baru-baru ini dalam sambutan tertulisnya sebelum kesaksiannya. Selain itu, pasar juga menunggu pembukaan kembali ekonomi Inggris pada 19 Juli serta keputusan kebijakan Bank of England, yang akan diumumkan pada hari Kamis.
Lebih jauh Ibrahim memperkirakan rupiah bisa kembali melemah pada perdagangan Rabu esok, 23 Juni 2021. Dalam hitungannya, rupiah bakal dibuka berfluktuatif dan ditutup pada rentang Rp 14.380 - 14.430 per dolar AS.
BISNIS
Baca: Rupiah Melemah Jadi 14.428 per Dolar AS, Tertekan Tingginya Kasus Covid-19 RI