Bank Indonesia Ungkap Negara Non Muslim Sangat Maju Kembangkan Sertifikasi Halal

Senin, 21 Juni 2021 13:00 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pemaparan dalam acara Digital Transformation For Indonesian Economy di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020. TEMPO menggelar acara diskusi bertajuk Digital Transformation For Indonesian Economy dengan tema Finding The New Business Models. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mendorong Indonesia percepatan upaya sertifikasi halal sesegera mungkin. Hal itu guna mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan industri dan pasar dari produk-produk halal secara global.

"Kita harus mempercepat sertifikasi halal. Kenapa? Bahwa negara lain, baik yang muslim maupun non-muslim, sangat maju mengembangkan sertifikasi maupun produk halal," kata Perry dalam Opening Ceremony 1st Indonesia Internasional Halal Fair & 2nd Intercontinentalk yang disiarkan secara virtual, Senin, 21 Juni 2021.

Menurutnya, negara-negara tersebut saat ini tengah berlomba mengembangkan industri produk-produk halal mereka agar bisa mendunia dan menguasai potensi pasar produk halal di berbagai negara.

Dia melihat di Indonesia memang semuanya halal dan sering merasa bahwa produk tidak perlu sertifikasi halal. Padahal, kata dia, sertifikasi tetap penting agar produk-produk tersebut juga bisa memenuhi standar produk halal dunia.

"Kenapa harus disertifikasi? Kalau untuk kebutuhan sendiri tidak apa-apa. Tapi untuk ke depan, sebagai salah satu pemain ekonomi global kita harus memiliki(sertifikasi halal), dalam konteks Indonesia is one of the player in the world," ujarnya

Advertising
Advertising

Dia juga mengingatkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya kalangan milenial, sangat menaruh perhatian pada urusan sertifikasi halal ini. Dia mencontohkan, misal ada dua produk, produk Indonesia tidak tersertifikasi dan produk impor tersertifikasi, ada kemungkinan bahwa masyarakat Indonesia ke depannya akan lebih memilih produk halal tersebut.

Perry menekankan bahwa sertifikasi halal adalah suatu kondisi yang diperlukan, untuk membangun mata rantai halal. Oleh karena itu, Bank Indonesia pun mengajak MES, KNEKS, dan para stakeholder terkait lainnya, untuk mendukung upaya mempercepat sertifikasi halal tersebut. Hal itu dapat dilakukan melalui koordinasi dan kolaborasi yang sinergis antara pemerintah dengan badan sertifikasi halal yang sudah dibentuk dengan MUI, maupun dengan berbagai laboratoriumnya serta dari berbagai pihak perguruan tinggi.

BACA: Hingga Mei 2021, Bank Indonesia Sumsel Musnahkan Uang Tak Layak Edar Rp 1,6 T

HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Terkini Bisnis: Peternak Diminta Penuhi Sertifikasi Halal, CPNS Belum Kunjung Dibuka

10 jam lalu

Terkini Bisnis: Peternak Diminta Penuhi Sertifikasi Halal, CPNS Belum Kunjung Dibuka

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengimbau kepada para pengusaha di bidang ternak ayam agar segera memenuhi standar sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Zulhas Minta Peternak dan RPH Segera Penuhi Sertifikasi Halal

13 jam lalu

Zulhas Minta Peternak dan RPH Segera Penuhi Sertifikasi Halal

Zulhas menegaskan seluruh pengusaha harus siap atas target sertifikasi halal di Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

4 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya