2 Skenario Perubahan Porsi Kepemilikan Saham Pasca Rights Issue BBRI

Selasa, 15 Juni 2021 10:48 WIB

Salah satu kantor unit Bank BRI.

TEMPO.CO, Jakarta -Rencana penambahan modal PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. melalui skema rights issue dalam rangka pembentukan holding ultra mikro, memberikan pengaruh terhadap porsi kepemilikan saham perseroan.

Dalam rencana aksi tersebut, BRI akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 28,67 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham atau mewakili sebanyak-banyaknya 23,25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Pemerintah selaku pemegang saham pengendali perseroan dengan kepemilikan sebesar 56,75 persen akan mengambil bagian atas seluruh HMETD yang menjadi haknya melalui mekanisme inbreng sebanyak 6,24 juta saham seri B atau mewakili 99,99 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Pegadaian, serta sebanyak 3,79 juta saham seri B atau mewakili 99,99 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam PNM.

Sementara bagian pelaksanaan rights issue yang berasal dari porsi publik atau masyarakat akan disetorkan kepada perseroan dalam bentuk tunai. Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya, maka berpotensi terkena dilusi kepemilikan saham.

"Dilusi kepemilikan saham yang tidak mengambil bagian dalam rencana PMHMETD adalah sebanyak-banyaknya 18,86 persen dari porsi kepemilikannya," tulis manajemen BRI dalam keterbukaan informasi.

Advertising
Advertising

Manajemen BRI memaparkan sejumlah skenario perubahan porsi kepemilikan saham perseroan pasca rights issue. Skenario pertama apabila treasury stock tidak dialihkan menjadi program kepemilikan saham kepada pekerja perseroan, sehingga tidak ada HMETD yang dilakukan dari jumlah treasury stock saat ini.

Dengan asumsi seluruh HMETD diambil bagian oleh seluruh pemegang saham, baik dari pelaksanaan HMETD maupun pemesanan saham tambahan, maka porsi pemerintah dari sebelum rights issue sebesar 56,75 persen menjadi sebesar 56,82 persen setelah rights issue. Sementara porsi publik dari sebelum rights issue sebesar 43,25 persen menjadi 43,18 persen setelah rights issue.

Selanjutnya, dengan asumsi HMETD hanya diserap sebagian oleh pemerintah sejumlah 16,37 miliar saham dan seluruh pemegang saham lainnya tidak melaksanakan haknya, maka porsi pemerintah dari 56,75 persen menjadi 61,82 persen. Sementara porsi publik dari 43,25 persen menjadi 38,18 persen.

Skenario berikutnya apabila treasury stock dialihkan seluruhnya menjadi program kepemilikan saham kepada pekerja perseroan sehingga terdapat kemungkinan HMETD dilaksanakan dari jumlah seluruh treasury stock yang dialihkan tersebut. Dengan asumsi seluruh HMETD dilaksanakan oleh pemegang saham, termasuk treasury stock, maka porsi pmerintah akan tetap menjadi 56,75 persen. Demikian pula, porsi publik tetap menjadi 43,25 persen.

Berikutnya, dengan asumsi HMETD hanya dilaksanakan oleh pemerintah, maka porsi pemerintah dari 56,75 persen meningkat menjadi 61,79 persen. Sementara porsi publik dari 43,25 persen menjadi 38,21 persen.

Baca Juga: Hary Tanoe Targetkan MNC Bank Lompat ke BUKU III Usai Rights Issue

Berita terkait

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Syarat dan Cara Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian Syariah

5 hari lalu

Syarat dan Cara Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian Syariah

Berikut ini syarat dan tata cara gadai sertifikat rumah di Pegadaian sesuai dengan prinsip syariah hingga Rp200 juta. Ketahui skema pembayarannya.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

5 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Raih Laba Rp.1,4 Triliun di Kuartal I/2024

8 hari lalu

Pegadaian Raih Laba Rp.1,4 Triliun di Kuartal I/2024

Kinerja memuaskan ini merupakan kado indah untuk Pegadaian yang telah genap berusia 123 tahun.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

8 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

9 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

9 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya