Dirut Asabri: Sementara Kami Tidak Berinvestasi Saham, Hanya Aktif di SBN

Kamis, 10 Juni 2021 17:37 WIB

Logo PT Asabri (Persero). (Istimewa)

TEMPO.CO, Jakarta - PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau Asabri menyatakan sudah tidak aktif melakukan transaksi saham sejak bergulirnya penyidikan kasus dugaan korupsi di tubuh perseroan. Direksi menyatakan saham-saham yang ada terus dicermati pergerakannya dan akan dijual begitu nilainya melebihi harga perolehan.

Direktur Utama Asabri Wahyu Suparyono menjelaskan bahwa secara kumulatif, terjadi penurunan nilai wajar investasi hingga Rp19,4 triliun dalam saham-saham Asabri per 31 Desember 2019. Dia menyatakan penurunan itu akibat adanya portofolio saham dan reksa dana di perusahaan-perusahaan afiliasi atau milik Benny Tjokro dan Heru Hidayat.

Berdasarkan dokumen Asabri yang diperoleh Bisnis, terdapat 17 saham dan tiga reksa dana yang dimiliki Asabri per 31 Desember 2019. Portofolio yang ada mencatatkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata harga perolehannya. Buruknya portofolio itu, disertai berjalannya penyelidikan kasus dugaan korupsi di tubuh perseroan, membuat Asabri tidak lagi aktif melakukan transaksi atau investasi saham.

Perseroan hanya menggenggam portofolio yang ada sembari menunggu kinerjanya pulih. "Semenjak kasus [dugaan korupsi], sementara kami tidak berinvestasi saham. Kami hanya aktif berinvestasi di instrumen low risk, seperti surat berharga negara [SBN]," ujar Wahyu dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR, Rabu 9 Juli 2021.

Dia menyatakan bahwa kebijakan investasi di instrumen berisiko rendah itu untuk mencegah terjadinya kerugian lebih besar dan mengoptimalkan pendapatan. Adapun, portofolio saham yang ada akan dijual begitu kinerjanya melebihi harga perolehan.

Advertising
Advertising

<!--more-->

"Saya tugaskan Direktur Investasi untuk pantengin, misalnya yang [saham] 50 kalau ada naik sedikit jual. Lumayan kan [kalau dengan strategi itu] untung Rp15 miliar," ujar Wahyu. Berdasarkan data Asabri, separuh dari portofolio sahamnya telah disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Adapun, portofolio lainnya masih mencatatkan nilai yang lebih rendah dari harga perolehan. Setidaknya terdapat dua saham yang nilainya sempat melebihi harga perolehan Asabri, yakni PT Indofarma Tbk. (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk. (KAEF). Asabri mencatatkan rata-rata harga perolehan 3.031 di saham INAF, emiten tersebut mencatatkan harga yang lebih tinggi dalam kurun Desember 2020–Januari 2021, dengan catatan harga tertinggi pada 15 Januari 2021 senilai 5.650.

Lalu, rata-rata harga perolehan Asabri di KAEF adalah 3.660. Emiten itu pun mencatatkan harga yang lebih tinggi dalam kurun Desember 2020–Januari 2021, seperti halnya INAF yang terdorong sentimen vaksinasi Covid-19. Dalam rentang waktu itu, KAEF mencatatkanharga tertinggi pada 15 Januari 2021 senilai 5.650.

BACA:Kasus PT Asabri Bikin Negara Rugi Rp 22,78 T, Simak Penjelasan BPK

Berita terkait

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

5 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

1 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

1 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

2 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

2 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya