Usai Capai Rekor Tertinggi, Harga Minyak Turun karena Pelaku Pasar Ambil Untung

Reporter

Antara

Selasa, 8 Juni 2021 07:24 WIB

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak turun pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB, 8 Juni 2021), setelah menyentuh level tertinggi dua tahun ini, di tengah ekspektasi peningkatan permintaan dan para produsen OPEC mempertahankan pembatasan pasokan tak berubah.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus menetap di US$ 71,49 per barel, atau turun 40 sen, setelah sempat mencapai US$ 72,27 per barel, tertinggi sejak Mei 2019.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli kehilangan 39 sen menjadi menetap di US$ 69,23 per barel, setelah menyentuh US$ 70 per barel untuk pertama kalinya sejak Oktober 2018.

Harga turun dari tertinggi di awal sesi, dan para analis mengutip tekanan dari data Cina yang menunjukkan impor minyak mentah turun ke level terendah satu tahun pada Mei.

"Itu menghilangkan beberapa antusiasme di pasar minyak yang dilihat telah bullish," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group, di Chicago.

Investor mungkin telah menjual beberapa kontrak untuk mengambil keuntungan ketika WTI mencapai angka US$ 70 per barel, kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates.
<!--more-->
"Terlepas dari itu, harga tertinggi baru menunjukkan keberlanjutan pergerakan bullish ini dengan beberapa nilai yang lebih tinggi kemungkinan terbentang di depan," kata Ritterbusch.

Minyak mentah telah meningkat selama dua minggu, dengan Brent melonjak 38 persen tahun ini dan WTI melambung 43 persen, dibantu oleh pemulihan baru-baru ini dari gangguan permintaan terkait pandemi dan pembatasan pasokan oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya.

Kelompok produsen yang dikenal sebagai OPEC+ telah mendorong harga minyak dengan tetap menahan pembatasan pasokan hingga Juli. Pada Senin, 7 Juni 2021, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan OPEC+ memperkirakan persediaan akan turun lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Analis memperkirakan harga minyak akan tetap naik, dengan kemunduran singkat, karena meningkatnya permintaan global menyusul keputusan Amerika Serikat dan Eropa untuk melonggarkan pembatasan COVID-19, sementara India telah mulai melonggarkan penguncian terbarunya.

"Dengan beberapa perbaikan dalam situasi pandemi di India dan pemulihan di AS, Cina, dan Eropa tetap berada di jalurnya, minyak akan tetap dibeli saat turun," kata Jeffrey Halley, analis di broker OANDA.

ANTARA

Baca juga: Harga Minyak Dunia Melejit ke USD 71 per Barel, Rekor Tertinggi Sejak Maret 2020

Berita terkait

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

3 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

21 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

1 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

1 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

2 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

3 hari lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya