Jawab Kritik Ekonom, Luhut: Work from Bali Itu Bansos dalam Bentuk Lain
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Kodrat Setiawan
Senin, 31 Mei 2021 15:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjawab kritik atas program Work from Bali (WFB) atau kerja dari Bali. Menurut Luhut, program ini juga merupakan salah satu jenis stimulus yang diberikan pemerintah.
"Bansos (bantuan sosial) juga lah, dalam bentuk lain, sehingga hotelnya bisa jalan, orang jadi kerja," kata dia saat ditemui usai acara Yayasan Del 20th di Sopo Del Tower, Jakarta Selatan, Senin, 31 Maret 2021.
Luhut heran dengan sejumlah ekonom yang mengkritik program ini. Sebab, program ini bertujuan untuk menolong perekonomian Bali yang sekarang sedang kontraksi minus 9,8 persen.
"Kadang saya ga ngerti, ekonom-ekonom itu ya mungkin di sangkar melulu dia," kata Luhut.
Rencana Work from Bali ini disampaikan Luhut pertama kali pada 18 Mei 2021. Lewat program ini, beberapa PNS dari tujuh kementerian di bahwa naungan Luhut akan ikut WFB. Sebanyak 16 hotel pun disiapkan untuk menampung para PNS di di kawasan The Nusa Dua, Bali.
Tapi, program ini dikritik ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudistira. “Ini bukan kebijakan yang pas. Pemerintah masih kesulitan untuk mengatur defisit APBN yang lebar, sehingga perjalanan dinas selayaknya dipangkas,” ujar Bhima dalam pesan tertulis kepada Tempo, Jumat, 21 Mei 2021.
<!--more-->
Meski demikian, program terus berjalan. Bahkan tak hanya di tujuh kementerian tersebut yang ikut. Luhut menyebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hari ini juga sudah bekerja dari Bali.
Menurut Luhut, Bali dipilih jadi destinasi WFB karena memang kondisi perekonomian di sana yang paling terdampak Covid-19. Tapi di sisi lain, kasus Covid-19 di Bali juga sudah menurun.
Tingginya tingkat vaksinasi Covid-19 di Bali dinilai berpengaruh terhadap penurunan jumlah kasus ini. Sebab, kata Luhut, jumlah masyarakat yang divaksin di Bali sudah lebih dari 1 juta.
Luhut menargetkan angkanya bisa mencapai 2 juta orang pada akhir Juli 2021 untuk mencapai herd immunity. "Kita harus optimis," kata dia.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Soal Work from Bali, Luhut: Sekarang Airlangga Hartarto Lagi Kerja di Sana