Cuitan Elon Musk Buka Luka Lama Bitcoin, Harga Aset Kripto Gonjang-ganjing
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 17 Mei 2021 11:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Langkah Tesla Inc. pada awal tahun ini menambahkan Bitcoin dalam neracanya seketika membuat Elon Musk menjadi pahlawan instan dalam komunitas cryptocurrency.
Namun, belakangan ini, ketika bos mobil listrik tersebut mulai bercuit di Twitter tentang Dogecoin, saat itu pula Elon Musk nampak beralih dari pahlawan menjadi sosok yang sering membuat emosi bagi sebagian banyak orang.
Tepatnya pada Rabu pekan lalu, 12 Mei 2021, ketika Tesla mengumumkan jika perusahaan tidak akan lagi menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran karena faktor konsumsi energi. Berikutnya pada Sabtu malam waktu setempat, cuitan Musk soal Dogecoin, dinilai telah benar-benar membuka luka lama soal Bitcoin.
“Idealnya, Doge mempercepat block time 10X, meningkatkan block size 10X dan menurunkan biaya 100X. Kemudian menang telak,” cuit @elonmusk, Sabtu, 15 Mei 2021.
Dikutip dari Bloomberg hari ini, Senin, 17 Mei 2021, pernyataan Elon Musk saat itu sekilas tampak cukup tidak berbahaya. Karena penilaiannya terhadap Dogecoin mengisyaratkan transaksi yang lebih cepat dan lebih murah.
Namun hal tersebut ternyata membuka luka lama soal pertarungan lawas di dunia Bitcoin, khususnya bagaimana mata uang akan berskala. Tepatnya pada periode tahun 2015 hingga 2017, dunia Bitcoin hampir terbelah menjadi dua oleh persaingan visi untuk mata uang.
Satu kelompok, the small blockers, berpendapat bahwa Bitcoin harus menjadi penyimpan nilai yang terdesentralisasi. Meskipun ada konsekuensi akan muncul biaya tinggi dan waktu transaksi yang lambat.
Sementara kelompok lain, yang memiliki lebih banyak dukungan kala itu, ingin Bitcoin berkembang menjadi platform pembayaran yang cepat dan murah. Visi me<!--more-->reka adalah memperluas ukuran setiap blok Bitcoin, yang memungkinkan lebih banyak ruang transaksi, yang secara teori juga akan menurunkan biaya yang dibayarkan kepada penambang.
Saat itu, kelompok blok kecil berpendapat, ada cara yang lebih baik untuk menskalakan Bitcoin menjadi pembayaran. Caranya dengan menambahkan lebih banyak pembayaran langsung ke rantai itu sendiri sehingga mengorbankan desentralisasi.
<!--more-->
Lagi pula, mengorbankan sistem desentralisasi demi kecepatan telah dilakukan lebih dulu oleh jaringan kartu kredit atau PayPal. Pada akhirnya pemblokir kecil menang, dan pemblokir besar memisahkan diri dan meluncurkan Bitcoin Cash, yang sebagian besar justru merana selama 3 tahun terakhir.
Nah, lewat cuitan di hari Sabtu pekan lalu itulah, Elon Musk menghidupkan kembali pertarungan yang telah lama tidak aktif.
Jihan Wu, mantan CEO perusahaan penambangan chip Bitcoin, Bitmain, yang pada saat itu adalah salah satu pendukung blok besar dan kekuatan di balik Bitcoin Cash, beraksi dengan serangkaian cuitan tentang masalah ini.
Sementara itu, pengguna Bitcon lain meramaikan Twitter dengan menyerang kontribusi Elon Musk yang tampaknya ketinggalan jaman dalam debat perihal skala kripto. Dunia kripto pun berjalan dengan meme.
Kini, Bitcoin memiliki daya tarik karena bermigrasi ke memecoin atau "DeFi" yang telah lebih aktif di ETH dan rantai pesaing lainnya. Dengan Bitcoin yang melambung tinggi baru-baru ini, maka kebangkitan Elon Musk dari pertarungan blocksize hanyalah gangguan lain bagi komunitas Bitcoin.
Hingga berita ini diunggah, data coingecko.com menunjukkan lima dari enam mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar jeblok selama sepekan terakhir. Penurunan terbesar dialami Bitcoin (BTC) yang anjlok hingga 25,5 persen menjadi US$ 43.400 atau sekitar Rp 619,7 jutaan (asumsi kurs Rp 14.279 per dolar AS).
Lalu ada Binance Coin (BNB) yang turun 23,8 persen menjadi US$ 509,28 atau menjadi sekitar Rp 7,27 jutaan. Berikutnya, Ethereum (ETH) yang melemah 16,9 persen menjadi US$ 3.293 atau sekitar Rp 47 jutaan.
Ada juga XRP yang anjlok hingga 10,5 persen menjadi US$ 1,38 atau menjadi sekitar Rp 19.706. Dogecoin (DOGE) pun tak luput dari pelemahan karena nilainya drop hingga 17,8 persen menjadi US$ 0,48 atau menjadi sekitar Rp 6.855.
Satu-satunya mata uang digital yang menguat dari enam aset kripto terbesar itu hanyalah Cardano (ADA) yang harganya melejit 17,9 persen menjadi US$ 2,11 atau menjadi sekitar Rp 30.130.
Meski belakangan terus turun harganya, Bitcoin tetap memiliki pangsa pasar terbesar dengan nilai kapitalisasi US$ 813,98 miliar. Nilai tertinggi sepanjang sejarah yang pernah dicapai aset kripto ini adalah US$ 64.829 atau sekitar Rp 926 jutaan.
BISNIS
Baca: Bitcoin Jeblok Lagi, Kini ke Level Rp 640 Jutaan Akibat Cuitan Elon Musk