WNA Cina Masuk RI Kala Pandemi, Faisal Basri Singgung Soal Pengangguran
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Kodrat Setiawan
Jumat, 7 Mei 2021 13:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menyoroti kedatangan warga negara Asing (WNA) asal Cina ke Indonesia di tengah pandemi Covid-19 ini. Faisal pun mengaitkannya dengan angka pengangguran hingga revolusi Arab Spring di Timur Tengah.
"Rezim yang sedang berkuasa sedang menggali untuk kuburnya sendiri," kata Faisal lewat akun twitternya @FaisalBasri pada Jumat, 7 Mei 2021.
Awalnya, Faisal menyinggung soal berita kedatangan 171 WNA asal Cina di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, di Tempo.co. Sebanyak 171 WNA asal Cina itu mendarat pukul 11.50 pada Kamis, 6 Mei 2021, menggunakan pesawat Xiamen Air MF855 dari Fozhou.
Kepala Bagian Humas dan Umum Direktorat Jendral Imigrasi Arya Pradhana Anggakara belum mengetahui kedatangan tersebut. "Perlu saya konfirmasi dulu," kata Arya saat dihubungi, Kamis 6 Mei 2021.
Tapi, Arya membenarkan bahwa pada 4 Mei, ada 85 WNA Cina yang masuk ke Indonesia, tapi menggunakan pesawat China Southern Airlines dari Shenzhen di Soekarno Hatta. "Yang kemarin 85," ujarnya.
Selanjutnya, Faisal pun menyebut selama Maret 2021, pekerja asing asal Cina yang masuk ke lewat Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara mencapai 2.513 orang. Menurut dia, angka ini naik lebih 2 kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 1.027 orang. "Itu jumlah yang terlacak. Kenyataannya boleh jadi lebih banyak," kata dia.
<!--more-->
Tempo mengkonfirmasi informasi ini kepada Kepala Otoritas Bandara Wilayah VIII Manado Marulitua Edison. Edison membenarkan adanya WNA Cina yang mendarat di Bandara Sam Ratulangi.
Akan tetapi, mereka hanyalah WNA yang berstatus pekerja untuk kebutuhan tambang di Maluku dan Sulawesi. Kedatangan mereka pun, kata Edison, adalah bagian dari program pemerintah. Para pekerja ini mendarat di Sam Ratulangi dengan pesawat charter setelah mendapatkan izin dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Perhubungan.
Edison tidak mengetahui angka pasti jumlah pekerja yang masuk. Sebab, Otoritas Bandara hanya bertugas mengawasi. "Jumlah pastinya bisa tanya ke Imigrasi," kata dia.
Tempo menghubungi kembali Arya Pradhana Anggakara. Tapi, Arya belum memberikan respons hingga berita ini diturunkan.
Selanjutnya, terkait keberadaan pekerja asing asal Cina, Faisal menyinggung soal pengangguran di dalam negeri. Pada Februari 2021, kata dia, pengangguran tertinggi adalah kelompok usia muda (15 sampai 24 tahun) yaitu 18,03 persen. Angka ini naik 16,31 persen Februari 2020
Lalu, pengangguran lulusan SMK menjadi yang tertinggi yaitu 11,45 persen. Menyusul kemudian SMA 8,55 persen, Universitas 6,97 persen, dan Diploma I/II/III 6,61 persen. Data-data pengangguran ini sesuai dengan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Mei 2021.
<!--more-->
"Jadi pengangguran kian muda dan berpendidikan relatif tinggi. Mereka sasaran empuk direkrut jadi teroris," kata dia.
Faisal pun mengingatkan bahwa semua negara yang bergejolak di Timur Tengah (Arab Spring) memiliki ciri yang sama. "Pengangguran usia mudanya sangat tinggi," kata dia.
Terakhir, Faisal Basri menyinggung UU Cipta Kerja yang diterbitkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai salah satu solusi pembukaan lapangan kerja. Ternyata, kata Faisal, UU Cipta Kerja ini telah menunjukkan keberhasilannya. "Tetapi menciptakan lapangan kerja untuk warga asing," kata dia.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara