Terkini Bisnis: Perjalanan Sritex hingga Lion Air Soal Penerbangan Wuhan-Jakarta
Reporter
Tempo.co
Editor
Kodrat Setiawan
Jumat, 7 Mei 2021 12:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis sepanjang Jumat pagi, 7 Mei 2021, dimulai dari perjalanan Sritex yang resmi menyandang status Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Sementara hingga Lion Air buka suara soal layani penerbangan sewa rute Jakarta-Wuhan-Jakarta.
Adapula berita tentang cadangan devisa Indonesia meningkat pada akhir April 2021 menjadi US$ 138,8 miliar dan 5.500 karyawan BTPN dipangkas akibat transformasi digital.
Berikut empat berita terkini ekonomi dan bisnis sepanjang Jumat pagi ini:
1. Simak Perjalanan Sritex yang Kini Resmi Berstatus PKPU karena Gagal Bayar Utang
PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex telah resmi menyandang status Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Sementara.
Status ini diberikan setelah majelis hakim pengadilan niaga pada Pengadilan Negeri Semarang mengabulkan gugatan PKPU CV Prima Karya kepada Sritex. “Mengabulkan PKPU Sementara selama 45 hari,” demikian putusan dibacakan oleh Hakim PN Semarang, Kamis, 6 Mei 2021.
Dengan begitu, Sritex dan tiga anak usahanya yakni Sinar Pantja Djaja, Bitratex Industries, dan Primayudha Mandirijaya resmi dalam PKPU Sementara untuk 45 hari ke depan. Tak hanya itu, pengadilan juga menyetujui penunjukan Zockye Moreno Untung Silaen, Syarif Hidyatullah, Bensopad sebagai pengurus PKPU Sritex dan tiga anak usahanya.
Penggugat dalam perkara ini, CV Prima Karya, adalah salah satu vendor yang terlibat dalam renovasi bangunan di Grup Sritex. Gugatan PKPU diajukan atas nilai utang yang belum dibayarkan oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk. dengan kode saham SRIL itu senilai Rp 5,5 miliar.
Dinukil dari laporan tahunan perseroan yang diunggah di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, perjalanan perusahaan tersebut berawal dari sebuah perusahaan perdagangan tradisional yang menjual produk tekstil bernama “Sri Redjeki” yang berada di Pasar Klewer, Solo. Perusahaan itu didirikan oleh H. M. Lukminto pada 1966.
Sritex kemudian berkembang dengan memproduksi kain yang dikelantang dan dicelup di pabrik pertama yang dibangun di Baturono, Solo, pada 1968. Pada 1978, “Sri Redjeki” secara resmi berubah menjadi PT Sri Rejeki Isman. Perseroan secara resmi melakukan Penawaran Saham Perdana pada 2013 yang otomatis mengubah nama menjadi PT Sri Rejeki Isman Tbk.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
2. Cadangan Devisa Meningkat Jadi USD 138,3 M pada April 2021
Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2021 tercatat sebesar US$ 138,8 miliar. Nilai itu menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2021 sebesar US$ 137,1 miliar.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 10,0 bulan impor atau 9,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, 7 Mei 2021.
Nilai cadangan devisa, kata dia, juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Dia mengatakan Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Peningkatan posisi cadangan devisa pada April 2021 terutama dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah," ujarnya.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
3. 5.500 Karyawan BTPN Dipangkas Akibat Transformasi Digital, Ini Penjelasan Dirut
Direktur Utama PT Bank BTPN Tbk. Ongki Wanadjati Dana menyatakan menyebutkan implementasi digital dapat mendorong efisiensi tenaga kerja lebih sehat pada periode transformasi.
Jika awalnya perseroan memiliki 12.000 tenaga kerja, kata Ongki, BTPN dengan transformasi digital dan sosialisasi yang baik telah mengurangi jumlah karyawan menjadi 7.400 orang.
"Dengan digitalisasi, sekitar 5.500 karyawan kami memilih untuk mencari tempat lebih baik," katanya dalam webinar, Kamis, 6 Mei 2021. "Kami bersyukur semuanya mendapat perusahaan lebih cocok dan bahkan ada yang membuka usaha secara mandiri."
Ongki menjelaskan, sebelumnya banyak kantor cabang fisik yang berkinerja kurang optimal. Namun kini kantor cabang-kantor cabang BTPN lebih efektif dan efisien dalam menjawab kebutuhan nasabah.
Selama kuartal pertama tahun ini BTPN membukukan laba bersih senilai Rp 971 miliar. Nilai itu naik 29 persen year-on-year (yoy) dari periode serupa tahun lalu yang mencapai Rp 752 miliar.
Pertumbuhan laba ini di antaranya didorong oleh penurunan beban bunga sebesar 38 persen yoy dari Rp 1,61 triliun menjadi Rp 991 miliar. Selain itu biaya kredit turun 60 persen dari Rp 411 miliar menjadi Rp 164 miliar.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
4. Lion Air Buka Suara Soal Layani Penerbangan Rute Jakarta-Wuhan-Jakarta
Lion Air buka suara mengenai operasional dan layanan penerbangan tidak berjadwal atau sewa alias charter rute internasional yang melayani Jakarta melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang (CGK) dengan tujuan Bandar Udara Internasional Tianhe Wuhan, Provinsi Hubei, Cina (WUH).
"Lion Air menegaskan dan telah memastikan bahwa penerbangan tersebut bukan penerbangan internasional berjadwal (reguler flight)," ujar Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, dalam keterangan tertulis, Kamis, 5 Mei 2021.
Penerbangan sewa untuk penumpang khusus secara grup dan bukan penumpang umum yang dijalankan oleh Lion Air, menurut Danang, sudah memenuhi persyaratan terbang dan mendapatkan izin terbang pada 18-19 April 2021 dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan.
"Tujuan penerbangan sewa dimaksud untuk melayani penerbangan dengan tujuan pengangkutan dan kepentingan pekerjaan perusahaan," tutur Danang.
Ia mengatakan penerbangan charter tersebut telah memenuhi persyaratan dokumen perjalanan udara, uji kesehatan dan dokumen kesehatan dengan tetap menjalankan proses karantina sesuai ketentuan yang berlaku.
Baca berita selengkapnya di sini.