IHSG Anjlok ke 5.946, Samuel Sekuritas: Sentimen Positif Tak Mampu Angkat Indeks
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 3 Mei 2021 12:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG terperosok cukup dalam di sesi pertama perdagangan hari ini. Menutup sesi di level 5.946, melemah 0,82 persen dari angka pembukaan Jumat pekan lalu, 30 April 2021 di angka 5.995.
"Sebenarnya terdapat sentimen positif dari rilis data Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia, yang mencerminkan aktivitas sektor manufaktur, untuk bulan April yang tercatat di angka 54,6, rekor tertinggi sepanjang sejarah," dikutip dari analisis Tim Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia, Senin, 3 Mei 2021.
Ini merupakan bulan keenam berturut-turut dimana data PMI Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif. "Namun, sentimen ini rupanya tidak mampu mengangkat IHSG di sesi pertama perdagangan hari ini."
Sebanyak 160 saham menguat, 311 melemah, 165 stagnan dengan nilai total transaksi mencapai Rp 5,4 triliun. Investor asing kembali mencatatkan net sell di pasar reguler pada sesi pertama hari ini, dengan net sell sebesar Rp 7.4 miliar.
Sementara itu, di pasar negosiasi terjadi net buy sebesar Rp 17,3 miliar.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menduduki peringkat teratas saham yang paling banyak dibeli investor asing di pasar reguler pada sesi pertama hari ini, dengan nilai net buy asing mencapai Rp 28,3 miliar, disusul PT Astra International Tbk. (ASII) dengan net buy asing Rp 22,8 miliar dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dengan net buy asing Rp 21,5 miliar.
Sementara itu saham PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) menjadi saham yang paling banyak dijual investor asing di sesi pertama perdagangan hari ini, dengan nilai net sell asing mencapai Rp 25,8 miliar, disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dengan nilai net sell asing Rp 17,4 miliar dan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) dengan nilai net sell asing Rp 17,4 miliar.
Saham yang mengisi jajaran lima besar top gainer atau menguat tertinggi di sesi pertama ini adalah BUDI (naik 28 persen ke Rp 160 per saham), BMAS (naik 24,8 persen ke Rp 1.785 per saham), AGRS (naik 24,8 persen ke Rp 422 per saham), SMDR (naik 24,6 persen ke Rp 364 per saham), dan URBN (naik 24,3 persen ke Rp 510 per saham).
Saham-saham yang mengisi lima besar top loser atau melemah paling dalam adalah TALF (turun 6,9 persen ke Rp 322 per saham) , AGAR (turun 6,9 persen ke Rp 484 per saham), ARGO (turun 6,9 persen ke Rp 1.880 per saham), dan APEX (turun 6,8 persen ke Rp 955 per saham), dan INPS (turun 6,8 persen ke Rp 1.230 per saham).
Adapun sentimen yang patut diperhatikan di sesi kedua perdagangan hari ini adalah rilis data inflasi Indonesia periode April oleh BPS, yang menunjukkan peningkatan baik secara year on year sebesar 1,42 persen atau naik dari Maret 1,37 persen. Selain itu laju inflasi month on month April sebesar 0,13 persen, naik dari Maret 0,06 persen.
Pada Jumat pekan lalu IHSG menutup sesi kedua perdagangan di angka 5.995, hanya sedikit lebih tinggi dari posisinya di akhir sesi pertama di level 5.993. Sebanyak 199 saham menguat, 283 saham melemah, dan 171 saham stagnan pada perdagangan hari itu, dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,8 triliun.
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
Baca: IHSG Gagal Kembali ke Level 6.000, Samuel Sekuritas: Net Buy Asing Cukup Banyak