Soal Isu Embargo Vaksin, Bio Farma Minta Kemenlu Berdiplomasi dengan India
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 29 Maret 2021 21:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir meminta bantuan Kementerian Luar Negeri untuk berdiplomasi dengan produsen vaksin, terutama India, agar tidak menunda pengiriman vaksinnya ke Indonesia.
"Kami minta bantuan kepada lembaga terkait untuk melakukan diplomasi, terutama dengan India, yang terbesar untuk produksi AstraZeneca dan Novavax agar tidak terjadi delay ke Indonesia, sehingga kita bisa melanjutkan program vaksinasi," ujar dia dalam rapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 29 Maret 2021.
Honesti mengatakan embargo vaksin menjadi isu yang tengah didiskusikan perseroan, khususnya untuk vaksin bantuan dari Covax/GAVI. Pasalnya, menurut dia, adanya lonjakan pemaparan virus Covid-19 di Eropa dan India membuat mereka cenderung mempersiapkan kebutuhan vaksin di dalam negeri terlebih dahulu.
"Memang ada kecenderungan, terutama di India sebagai produsen vaksin terbesar di dunia, mereka memang lagi melakukan persiapan pemenuhan kebutuhan dalam negerinya terlebih dahulu," tutur Honesti.
<!--more-->
Dengan situasi tersebut, ia mendapat kabar bahwa ada rencana dari Covax facility terkait adanya kemuduran atau delay pengiriman vaksin ke Indonesia. Karena itu, ia pun berkoordinasi dengan Kemenlu agar segera berdiplomasi, sehingga pengiriman vaksin bisa sesuai dengan rencana.
"Kami tidak mau terganggu, karena kecepatan vaksinasi yang dilakukan pemerintah juga mengalami kenaikan yang asalnya 100 ribu-200 ribu per hari. Sekarang menuju 500 ribu vaksinasi per hari," ujar Honesti.
Berdasarkan data yang dipaparkan Honesti, Indonesia direncanakan bakal mendapat vaksin bantuan dari Covax/GAVI sebanyak 54 juta dosis. Saat ini vaksin bantuan yang telah tiba baru 1,1 juta dosis buatan AstraZeneca. Perseroan juga berencana mendatangkan 50 juta dosis vaksin dengan kerja sama business-to-business dengan AstraZeneca. Adapun dari Novavax, perseroan berencana mendatangkan sekitar 50 juta dosis.
Di samping produksi Eropa dan India, Bio Farma juga telah memesan banyak vaksin Covid-19 dari produsen asal Cina, Sinovac. Ia berharap vaksin dari negeri Tirai Bambu tersebut bisa tiba di Indonesia sesuai jadwal. "Tapi kami harapkan yang dari Sinovac atau Cina sampai hari ini masih commit masalah jadwalnya. Permasalahan memang yang dari Covax facility dan AstraZeneca yang diproduksi di India," tutur Honesti.
Baca: Bos Bio Farma: Vaksin Novavax Masuk ke Indonesia Kuartal II Tahun Ini