Limbah Batu Bara Cemari Air Sumur, Warga Cilacap Akan Demo Pekan Depan

Minggu, 14 Maret 2021 14:48 WIB

Petugas memukul feeder menggunakan palu untuk mengantisipasai adanya penggumpalan batubara PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) PLTU Paiton Unit 9 di Jl. Raya Surabaya Situbondo KM. 141, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, 17 Maret 2016. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Cilacap yang bermukim di sekitar kawasan pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU akan beraksi menolak kebijakan penghapusan limbah batu bara fly ash dan bottom ash (FABA) dari kategori B3 atau limbah berbahaya.

Hal tersebut disampaikan oleh Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. “Minggu depan mereka akan melakukan aksi penolakan di Cilacap karena mereka melihat dampak FABA, sangat dirasakan,” ujarnya dalam diskusi yang digelar secara virtual pada Ahad, 14 Maret 2021.

Menurut Fahmi, limbah FABA yang tidak diolah sesuai ketentuan telah mencemari lingkungan di sekitar permukiman warga. Limbah ini membuat air sumur serta udara terkontaminasi. Dari sisi kesehatan, warga menghadapi ancaman penyakit pernapasan.

Walhi Jawa Tengah mencatat sebanyak 15 anak-anak di Jawa Tengah yang tinggal dengan jarak 100 meter dari penampungan batu bara telah mengidap bronkitis. Pencemaran lingkungan karena limbah juga telah menimbulkan korban jiwa.

Sebelas tahun lalu, satu orang berumur 20 tahunan yang bermukim 100 meter dari kolam abu juga pernah ditemukan meninggal. Korban meninggal selanjutnya ditemukan pada 2019. Korban adalah warga berusia 39 tahun yang tinggal dengan jarak 200 meter dari penampungan batu bara.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Kondisi yang sama terjadi di Jepara. Fahmi mengatakan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi penampungan FABA mengalami gatal-gatal. Air sumur mereka pun tercemar dengan limbah yang meresap.

Sebelum FABA dikeluarkan dari kategori B3, Fahmi mengatakan Walhi telah melakukan advokasi dengan pihak PLTU terkait pengelolaan kolam limbah batu bara untuk menekan dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan dan masyarakat. Namun, saat limbah FABA ini tak lagi tergolong kelompok berbahaya, ia khawatir pihak PLTU akan mengendurkan tanggung jawabnya.

“Khawatirnya kalau limbah dikeluarkan dari B3, kolam abu terisi dan menambah beban polusi bagi warga dan permukiman terdekat,” kata Fahmi.

Kondisi ini dianggap akan membuat masyarakat kembali teracuni. “Jadi terima kasih kepada pemerintah telah meracuni rakyat kembali,” katanya.

Pemerintah kini telah menghapus limbah batu bara FABA dari kategori B3. Aturan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai turunan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law. Adapun FABA merupakan limbah batu bara di pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU, boiler, dan tungku industri untuk bahan baku konstruksi.

Baca: Jokowi Hapus Limbah Batu Bara dari Kategori Berbahaya, Jatam: Krisis HAM

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

17 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

1 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

2 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

2 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

3 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

3 hari lalu

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

Serikat buruh dan pekerja menyoroti soal UU Cipta Kerja, outsourcing, dan upah murah pada peringatan Hari Buruh Internasional 2024. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

5 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

7 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

8 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

8 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya