Pesan Komut Bank Permata untuk Ridha Wirakusumah yang Ditunjuk Jadi CEO SWF

Jumat, 19 Februari 2021 19:34 WIB

Ridha D.M. Wirakusumah. permatabank.com

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Bangkok Bank dan Komisaris Utama Bank Permata, Chartsiri Sophonpanich, menyambut baik penunjukan resmi Direktur Utama perseroan, Ridha Wirakusumah, sebagai CEO Sovereign Wealth Fund (SWF) atau LPI oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Begitu juga dengan penujukan Komisaris Independen perseroan, Hariyanto Sahari yang telah dilantik menjadi Dewan Pengawas di LPI.

"Kepercayaan pemerintah Indonesia terhadap kedua anggota Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PermataBank merupakan kebanggaan luar biasa bagi kami dan kami ingin mengucapkan selamat kepada keduanya atas posisi baru mereka," ujar Chartsiri dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Februari 2021.

Chartsiri berharap bahwa amanah tersebut dapat diemban dengan sebaik-baiknya oleh Ridha dan Hariyanto untuk memberikan kontribusi positif bagi SWF guna mencapai visi Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi nomor 5 di dunia.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Permata, Ridha D.M. Wirakusumah ditunjuk sebagai CEO Lembaga Pengelola Investasi (LPI) sesuai dengan penunjukan resmi oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada tanggal 16 Februari 2021. Sementara, Komisaris Independen Bank Permata, Haryanto Sahari telah dilantik menjadi salah satu pejabat Dewan Pengawas LPI pada bulan Januari yang lalu.

Dalam keterangan yang sama Ridha merasa terhormat mendapatkan kesempatan untuk memberikan sumbangsih kepada Ibu Pertiwi melalui mandat baru sebagai CEO Lembaga Pengelola Investasi.

Advertising
Advertising

<!--more-->

"Hal ini merupakan kesempatan langka bagi saya sebagai warga negara Indonesia untuk dapat terjun langsung memberikan kontribusi sekaligus membangun negeri melalui berbagai inisiatif LPI ke depannya," ujar Ridha.

Ia mengatakan keputusan tersebut bukanlah keputusan yang mudah, tetapi ia sangat berterima kasih atas dukungan pemegang saham pengendali, Bangkok Bank. "Serta menyampaikan apresiasi yang setingginya atas semangat dan kontribusi seluruh keluarga besar Bank Permata selama empat tahun terakhir ini hingga Bank Permata dapat meraih kemajuan seperti saat ini.”

Ridha sebelumnya diangkat sebagai Direktur Utama Bank Permata berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 13 Desember 2016. Selama kurun empat tahun Bank Permata di bawah kepemimpinannya, ia dinilai telah berhasil memperbaiki kinerja, memperkuat tata kelola dan operasi bisnis Bank serta mengukir perjalanannya sebagai Bank dengan digital banking terdepan.

Pada akhir triwulan III 2020 Bank Permata mampu melalui masa pandemi di 2020 dengan kinerja yang solid dengan mencatatkan pertumbuhan pendapatan operasional sebelum pencadangan sebesar Rp 2,6 triliun, tumbuh 20,4 persen year-on-year (yoy).

Pencapaian tersebut juga dilanjutkan dengan suksesnya proses integrasi antara Bangkok Bank Kantor Cabang Indonesia (BBI) dan Bank Permata di akhir Desember 2020 lalu. Di masa kepemimpinan Ridha Wirakusumah juga, Bank Permata resmi menjadi bank BUKU IV setelah mendapatkan konfirmasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 20 Januari 2021.

Baca: Soal Investor SWF, Sri Mulyani: Kita Tak Pinjam Uang, Tapi Sama-sama Investasi

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

3 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

6 jam lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

9 jam lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

10 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

1 hari lalu

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

Citi Indonesia menerima lima penghargaan sekaligus dalam ajang FinanceAsia Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya