Laba Bersih BTN Melonjak 665,7 Persen jadi Rp 1,6 Triliun Tahun Lalu
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 15 Februari 2021 20:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN membukukan laba bersih Rp 1,6 triliun pada kuartal keempat tahun 2020. Laba bersih bank pelat merah tersebut melonjak hingga 665,71 persen bila dibandingkan periode serupa tahun lalu atau yoy dari posisi Rp 209 miliar.
Pelaksana Tugas Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyebutkan pencapaian laba bersih itu hasil dari dijalankannya lima strategi utama perseroan sepanjang 2020. Selain itu, sektor perumahan juga menjadi penopang laba BTN tetap bergerak positif di tengah koreksi pertumbuhan ekonomi akibat pandemi.
Nixon menyatakan, lima strategi itu BTN tidak hanya bisa memperbaiki kinerja bisnis tapi juga bertahan di tengah tekanan akibat pandemi. "Tahun ini, kami optimistis dengan strategi tersebut beserta potensi di sektor properti, BTN akan mencetak laba bersih yang terus melaju positif,” katanya dalam konferensi pers, Senin, 15 Februari 2021.
Adapun lima strategi BTN itu di antaranya berupa memaksimalkan penerapan good corporate governance (GCG), sentralisasi proses bisnis, penguatan permodalan dan pendanaan. Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan kualitas kredit dan menggenjot efisiensi.
Laporan keuangan emiten bersandi saham BBTN menyebutkan laba bersih perseroan ditopang pendapatan bunga sebesar Rp 25,16 triliun pada kuartal IV tahun 2020. Pendapatan bunga tersebut disumbang oleh penyaluran kredit yang tetap bertumbuh meski berada di bawah tekanan pandemi.
Adapun Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi tumbuh 8,63 persen yoy menjadi Rp 120,72 triliun per kuartal IV di 2020 menjadi penopang utama pertumbuhan kredit di BTN. Hal tersebut mendorong kredit perumahan BTN secara total naik sebesar 2,29 persen yoy menjadi Rp 234,78 triliun per kuartal IV tahun lalu.
<!--more-->
Sementara itu, di segmen kredit non perumahan, BTN menggelontorkan kredit senilai Rp 25,32 triliun. Kinerja penyaluran tersebut ditopang oleh kredit korporasi dan kredit konsumer yang naik masing-masing sebesar 77,81 persen dan 4,55 persen menjadi Rp 11,94 triliun dan Rp 5,11 triliun per 31 Desember 2020.
Dengan begitu, kredit BTN tercatat mencapai Rp 260,11 triliun atau naik 1,68 persen yoy pada kuartal IV/2020 dari Rp 255,82 triliun di kuartal IV/2019.
BTN juga mencatat rasio kredit macet atau NPL net sebesar 2,06 persen. Angka ini turun 90 basis point dari 2,96 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BBTN menguat dengan cost of fund (CoF) yang membaik. DPK bank spesialis pembiayaan perumahan tersebut mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 23,84 persen yoy dari Rp 225,4 triliun pada kuartal IV/2019 menjadi Rp 279,13 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan DPK BTN didominasi oleh kenaikan giro sebesar 38,24 persen menjadi Rp 72,04 triliun per kuartal IV tahun 2020. Sementara loan to deposit ratio (LDR) BBTN pun terus turun ke level 93,19 persen pada kuartal IV tahun 2020 bila dibandingkan periode yang sama di 2019 sebesar 113,5 persen.
BISNIS
Baca: Strategi BTN Tingkatkan Laba 50 Persen Menjadi Rp 2,8 T pada 2021