TEMPO Interaktif, Jakarta:Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan pemerintah tidak menurunkan harga bahan bakar minyak pada tahun ini. Alasannya, anggaran subsidi bahan bakar minyak 2008 sejumlah Rp 128 triliun sudah habis terpakai. "Kalau subsidi habis tentu saja harga naik," katanya di kantor Wakil Presiden, Jumat (31/10). Menurut dia, penentuan harga bahan bakar minyak berdasarkan harga rata-rata minyak mentah di pasar internasional, kurs rupiah dan besaran subsidi. Pemerintah menetapkan asumsi harga minyak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2008 US4 80 per barel dengan kurs Rp 9.100-9.200. Kalla mengatakan, meski harga minyak turun hingga US$ 62 per barel harga minyak bersubsidi tidak akan diubah. Kalla menjelaskan, pemerintah bisa menurunkan harga minyak jika rata-rata harga tahun depan di bawah US$ 80 per barel. Namun, penurunan harga hanya diprioritaskan pada premium yang nilai subsidinya rendah. Dia tidak merinci prosentase potensi penurunan harga minyak itu. Minyak tanah dan solar, kata Kalla, nilai subsidinya sangat tinggi. Saat ini, pemerintah harus mensubsidi sekitar Rp 4.000 per liter untuk minyak tanah. Harga pokok minyak tanah Rp 7.000 namun dijual sekitar Rp 2.500. "Solar hampir sama dengan minyak tanah. Kalau premium disubsidi hanya Rp 1.000 per liter," katanya. Sedangkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan, cepat atau lambat keputusan penurunan harga bahan bakar akan dilakukan. Menurut dia, pemerintah tak akan membiarkan harga bahan bakar nonsubsidi lebih rendah dari bahan bakar bersubsidi. Dia mencontohkan, harga pertamax saat ini terus turun mengikuti harga minyak mentah dunia. yang merosot belakangan ini. Saat ini pertamax dipasarkan dengan harga Rp 7.900 per liter dan premium Rp 6.000. Purnomo memperkirakan, harga pertamax akan sama dengan premium pada Rp 6.000 per liter jika harga minyak mentah Indonesia di bawah US$ 70 per barel. Hingga 29 Oktober 2009, harga minyak Indonesia di pasar spot mencapai US$ 71,77. Jika harga jual pertamax mendekati Rp 6.000 per liter, maka pemerintah dipatikan akan menurunkan harga bahan bakar bersubsidi. "Kalau sampai kena titik pertemuan harga premium dan pertamax, saatnya pemerintah melakukan penyesuaian," ujarnya KURNIASIH BUDI | AGOENG WIJAYA