Keranjang belanja kecil berisi botol berlabel "COVID-19 - Coronavirus Vaccine" dipasang pada bendera AS dalam ilustrasi yang diambil pada 29 November 2020.[REUTERS / Dado Ruvic / Ilustration]
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bio Farma (Persero) masih dalam posisi menanti terkait program vaksinasi Gotong Royong yang diperkirakan disuntikkan kepada tenaga kerja terdaftar pada April 2021.
"Sampai dengan saat ini, kami masih menunggu regulasinya dulu yang dikeluarkan oleh pemerintah," ujar Juru Bicara dan Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto kepada Bisnis, Jumat, 12 Februari 2021.
Pemerintah dikabarkan sedang menyusun regulasi terkait dengan mekanisme pelaksanaan program vaksinasi Gotong Royong yang diusulkan Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Hingga saat ini, pembahasan pengadaan vaksin antara pelaku usaha dan sejumlah produsen global untuk program Vaksinasi Gotong Royong masih berlangsung di ruang negosiasi.
Pelaku usaha telah melakukan komunikasi sejak Oktober 2020 dengan beberapa produsen, antara lain AstraZaneca, Pfizer BioNTech, Moderna, dan Sputnik dari Rusia. <!--more--> Diperlukan sekitar 60 juta dosis vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan program tersebut dengan perkiraan harga yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk setiap karyawan kurang dari Rp 1 juta.
Adapun, jumlah yang akan divaksinasi sekitar 25-30 juta orang dengan total vaksin yang akan diimpor sekitar 60 juta dosis.
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani menambahkan kebijakan mengenai pelaksanaan program Vaksinasi Gotong Royong diperkirakan rampung dikerjakan pemerintah pada pekan ketiga Februari 2021. Dengan demikian, lanjutnya, pendataan yang dilakukan Kadin harus rampung selambat-lambatnya akhir Februari 2021.
Program Vaksinasi Gotong Royong diharapkan bisa mulai dilaksanakan pada Maret 2021 dengan catatan semua vaksin yang digunakan akan menunggu izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).