IHSG Diperkirakan Menguat Terbatas Hari Ini, Apa Saja Faktor Pendorongnya?
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 25 Januari 2021 04:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada hari ini masih berpotensi bergerak menguat terbatas. "Perkiraan IHSG bergerak di 6.260 hingga 6.390," kata William dalam keterangan tertulis, Ahad, 24 Januari 2021.
Menurut dia, pergerakan IHSG hingga kini terlihat masih berpotensi terkoreksi hingga beberapa waktu mendatang. Namun mengingat fundamental perekonomian Indonesia yang cukup kuat dan juga ditunjang oleh capital inflow yang mulai kembali ke dalam pasar modal Indonesia.
"Maka peluang kenaikan jangka pendek masih terbuka lebar, jika support level terdekat dapat dipertahankan di tengah tekanan yang sedang berlangsung," ujarnya.
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta memprediksi IHSG lebih cenderung bergerak secara mixed dengan kisaran 6.195 hingga 6.366. "Market menanti pengumuman perilisan suku bunga The Fed, pengumuman GDP AS, serta pengumuman PMI Manufaktur dan Non-manufaktur Cina," kata Nafan.
Nafan menyebutkan, masih ada faktor dari dalam negeri yang akan mempengaruhi IHSG. Faktor itu di antaranya adalah pelaku pasar sedang menanti pengumuman foreign direct investment kuartal IV Indonesia.
<!--more-->
Sebelumnya, pada akhir pekan lalu, IHSG dan nilai tukar rupiah ditutup melemah. Kurs rupiah di pasar spot terpantau melemah 35 poin atau 0,25 persen ke level Rp 14.035 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,12 persen atau 0,105 poin ke level 90,236 pada pukul 14.55 WIB.
Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan pergerakan kurs rupiah pada akhir pekan lalu salah satunya akan dipengaruhi oleh perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang kembali dilakukan oleh pemerintah hingga 8 Februari 2021. Selain itu, pasar juga masih mencerna keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan.
Dari luar negeri, pelantikan Joe Biden sebagai Presiden baru AS kemungkinan masih akan menjadi sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan rupiah. Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan nilai tukar rupiah pada awal 2021 cenderung menguat.
Perry mengatakan, nilai tukar rupiah pada 20 Januari 2021 menguat 0,77 persen secara rerata dan 0,14 persen secara point to point dibandingkan dengan level Desember 2020.
Sementara IHSG meski sempat dibuka pada zona hijau, indeks langsung terperosok ke zona merah dan terus merayap sepanjang perdagangan. Bahkan IHSG sempat menyentuh level terendahnya pada 22 Januari 2021 di 6.283,31 sebelum akhirnya ditutup di level 6.307,12 atau terkoreksi 1,66 persen.
Jebloknya IHSG tersebut terlihat dari kapitalisasi pasar di akhir pekan ini yang menyentuh Rp 7.374,64 triliun. Jumlah transaksi yang tercatat hari ini Rp 17,34 triliun, dengan net buy asing tipis di sekitar Rp 71,73 miliar di seluruh pasar. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, hanya 107 yang menghijau. Sebanyak 396 saham memerah dan 128 sisanya menguning alias stagnan.
HENDARTYO HANGGI | BISNIS
Baca: IHSG Ditutup Anjlok 1,6 Persen, Saham BRI Syariah hingga Antam Kompak Alami ARB