Mendag Lutfi Ungkap Peliknya Persoalan Kedelai dan Penyebab Harga Naik
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 11 Januari 2021 12:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan tidak mudah mengatasi persoalan kacang kedelai. Hal itu, karena kata dia, kacang kedelai menjadi barang penting untuk bahan makanan masyarakat Indonesia.
"Tapi secara bersamaan lebih dari 90 persen kebutuhan kacang kedelai itu adalah impor. Nah yang terjadi sekarang ini adalah tingginya permintaan dunia terhadap kacang kedelai bersamaan dengan terganggunya cuaca maupun keadaan ekonomi di dunia," kata Lutfi dalam konferensi pers virtual, Senin, 11 Januari 2021.
Sekarang, kata dia, kedelai mencapai harga tertinggi dalam enam tahun terakhir, yakni US$ 13 dolar. Kenaikan harga itu disebabkan beberapa hal, pertama karena gangguan cuaca El Nina di latin Amerika yang menyebabkan basah di Brazil dan Argentina. Kedua, harga naik akibat mogok kerja pegawai distribusi di Argentina.
Penyebab kenaikan harga berikutnya, yaitu masalah permintaan. Dia menuturkan pada 2019-2020 Cina mengalami flu babi, yang membuat semua ternak babi dimusnahkan.
"Sekarang mereka mulai ternak babi dengan jumlah sekitar 470 juta yang tadinya feed-nya tidak diatur, hari ini diatur," ujarnya.
<!--more-->
Karena makanan diatur, kata dia, ternak babi yang besar tersebut permintaan kedelai dari Cina kepada Amerika Serikat hampir naik dua kali lipat dalam kurun waktu yang singkat.
"Jadi dari 15 juta biasanya permintaan Cina, naik jadi 28 juta(ton) permintaan, ini menyebabkan harga yang tinggi," ujar dia.
Baca: Ingatkan Potensi Krisis Pangan Akibat Pandemi, Jokowi Singgung Tahu Tempe
HENDARTYO HANGGI