Luhut Sebut Generasi Milenial jadi Agen Potensial Dorong Investasi, Kenapa?
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 11 Desember 2020 08:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan generasi milenial merupakan agen potensial untuk mendorong peningkatan investasi di Indonesia. Sebab, generasi milenial yang paling dekat dengan media dan teknologi digital yang kini berkembang pesat.
"Generasi milenial adalah generasi yang dekat dengan penetrasi media dan teknologi digital, merupakan agen potensial untuk mendorong investasi dalam negeri di Indonesia," kata Menko Luhut Pandjaitan dalam sambutan secara virtual pada acara bertajuk 'Millenials Talk: The Rise of Indonesia’s Maritime and Investment', Kamis, 10 Desember 2020.
Menurut Luhut, salah satu upaya untuk menjadi Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah dengan menciptakan iklim berusaha dan investasi yang berkualitas bagi para pelaku bisnis. Bahkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menginstruksikan untuk mengejar pertumbuhan investasi pada kuartal IV 2020 dan kuartal I 2021.
Selain itu, Luhut yakin potensi pasar digital tumbuh sangat menjanjikan. Penetrasi pasar internet setiap tahun meningkat sangat signifikan. "Infrastruktur digital juga telah dibangun di seluruh pelosok negeri. Saya yakin ekonomi digital akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru," ucapnya.
Hal senada dikemukakan Sekretaris Kemenko Kemaritiman dan Investasi Agung Kuswandono. "Generasi milenial harus memiliki wawasan dan networking yang luas, harus membuka pikiran bahwa Indonesia itu merupakan negara yang sangat besar dengan segala kekayaan sumber daya alamnya," ucapnya.
<!--more-->
Sebelumnya Luhut juga pernah menyampaikan ke generasi milenial dan generasi Z agar tak berpikiran terlalu sempit soal investasi Cina ini. Bahkan, Indonesia sebagai negara yang bebas aktif, harusnya membangun hubungan yang baik dengan negara manapun.
Cina, kata Luhut, menjadi salah satu kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan, termasuk oleh Indonesia. Hal ini disampaikan menyusul banyaknya isu negatif yang berhembus soal keterkaitannya dengan negara tirai bambu, khususnya dalam bidang investasi.
"Supaya anak muda tahu, ekonomi Tiongkok ini hampir 18 persen berpengaruh ke ekonomi global. Amerika kira-kira 25 persen. Jadi suka tidak suka, senang tidak senang, mau bilang apapun, Tiongkok ini merupakan kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan," ujar Luhut dalam kuliah umum virtual, Jumat, 5 Juni 2020.
Luhut menyebutkan, hal itu harus dilakukan untuk mendukung kekuatan Indonesia. "Jadi tidak bisa kita musuhin satu (negara), maunya sama ini saja. Dan juga tidak ada alasan kita bermusuhan," katanya saat itu.
ANTARA
Baca: Luhut: Bank Jepang JBIC Akan Investasi Rp 57 T untuk SWF Indonesia