Indika Energy Cs dan Pertamina Teken Kerja Sama Gasifikasi Batu Bara

Selasa, 8 Desember 2020 14:02 WIB

Peran Batubara bagi Ketahanan Energi Nasional.

TEMPO.CO, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY), dan beberapa perusahaan pertambangan nasional lainnya menandatangani Nota Kesepahaman Kerja Sama Strategis Gasifikasi Batu Bara dengan PT Pertamina (Persero) pada Senin 7 Desember 2020. Kerja sama ini diteken untuk mendukung mengembangkan energi alternatif di tanah air.

“Kami mendukung langkah Pertamina untuk mengembangkan gasifikasi batu bara," kata Direktur Utama Indika Energy M. Arsjad Rasjid dalam keterangan tertulis di hari yang sama.

Lewat kerja sama ini, mereka akan menjalankan kajian bersama untuk menggenjot program gasifikasi batu bara ini sebagai sumber energi alternatif. Salah satunya yaitu memproses batu bara menjadi bahan bakar pengganti LPG, yaitu DME (Dimethyl Ether).

Sehingga, Arsjad berharap inisiatif ini dapat mendorong pengembangan teknologi hilirisasi batubara yang mumpuni dan menciptakan investasi baru. "Serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional," kata dia.

Saat ini, Indika Energy memiliki anak usaha PT Kideco Jaya Agung, sebuah perusahaan tambang batubara terbesar ke-3 di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi batubara sebesar 32-34 juta ton per tahunnya.

Advertising
Advertising

Menurut Arsjad, perusahaan ini menghasilkan batu bara dengan tingkat nitrogen relatif rendah saat pembakaran, sehingga ramah lingkungan. Arsjad pun memastikan bahwa aspek Environmental, Social dan Governance (ESG) menjadi salah satu fokus perhatian dari perusahaannya.

<!--more-->

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan bahwa program gasifikasi ini merupakan upaya perusahaan untuk mengembangkan energi alternatif dengan bahan baku batu bara yang banyak terdapat di Indonesia. "Sekaligus mengurangi impor LPG," kata dia.

Namun, kata dia, perlu ada penerapan teknologi yang tepat dalam program ini. Sehingga dapat mengurangi dampak lingkungan yang dikhawatirkan dari penggunaan batu bara.

Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebelumnya blakblakan mengkritik program gasifikasi batu bara dan biodiesel yang dijalankan pemerintah.

Pada program pengembangan batu bara untuk diolah menjadi Dimethyl Ether (DME) yang digadang-gadang dapat menekan impor liquefied petroleum gas (LPG), misalnya. Ahok menilai program tersebut tak ekonomis.

Pasalnya, pengolahan DME membutuhkan biaya yang lebih mahal ketimbang elpiji. "DME sebagai substitusi LPG menarik, tetapi mungkin memerlukan subsidi karena DME lebih mahal daripada LPG," ujar Ahok dalam diskusi di acara 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas, Rabu, 2 Desember 2020. "Juga memiliki offtake jangka panjang."

Baca: Ahok Kritik Keras Program Gasifikasi Batu Bara dan Biodiesel

Berita terkait

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

11 jam lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

15 jam lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

22 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

23 jam lalu

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN membuka lowongan kerja pada bulan Mei 2024 ini

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

1 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

1 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

1 hari lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

1 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

2 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

2 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya