Garuda Masih Kandangkan Boeing 737 Max Meski Larangan Terbang Dicabut
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 20 November 2020 14:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. memutuskan belum berencana menerbangkan pesawatnya yang berjenis Boeing 737 Max 8 meski larangan mengudara armada tersebut telah dicabut otoritas penerbangan Amerika Serikat atau Federal Aviation Administration (FAA).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan kebijakan itu mempertimbangkan okupansi penumpang.
“Kami punya beberapa pesawat yang di-grounded dan belum terbang karena demand-nya belum ada untuk mengoperasikan semua pesawat. Kami akan mengoperasikan pesawat berbasis asaz prioritas dan kebutuhan,” kata Irfan dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Jumat, 20 November 2020.
Pencabutan larangan terbang Boeing 737 Max sudah ditandatangi Kepala FAA Steve Dickson pada Rabu, 18 November.
Bersamaan dengan itu, FAA merilis rincian akhir dari rekomendasi perangkat lunak, sistem, dan peningkatan pelatihan yang harus diselesaikan Boeing serta maskapai penerbangan sebelum mengangkut penumpang.
Saat ini, Garuda Indonesia hanya memiliki satu armada Boeing 737 Max 8. Irfan mengatakan perseroan masih menunggu keputusan dari Kementerian Perhubungan terkait izin terbang armadanya itu. Perusahaan pun perlu melakukan komunikasi dengan pabrikan pesawat lebih lanjut.
<!--more-->
“Untuk bisa operasikan kami membutuhkan aturan-aturan dan persetujuan dari otoritas,” katanya. Kemudian, Garuda Indonesia juga akan lebih dulu melakukan persiapan, seperti kursus ulang untuk pilot dan resertifikasi awak penerbang.
Seluruh maskapai Boeing 737 Max 8 milik digrounded atau dikandangkan setelah dua kecelakaan maut yang melibatkan maskapai Ethiopian Airlines ET 320 dan Lion Air JT 610 terjadi.
Kecelakaan Boeing 737 Max di Indonesia dan Ethiopia menewaskan total 346 orang dalam waktu lima bulan pada 2018 dan 2019. Kecelakaan ini memicu penyelidikan lanjutan yang mencoreng Amerika Serikat dalam penerbangan global dan merugikan Boeing senilai US$ 20 miliar.
BACA: Bos Garuda Blak-blakan Soal Pencopotan Fuad Rizal dari Dewan Direksi
FRANCISCA CHRISTY ROSANA