Dana Kelolaan BNI Asset Management Tumbuh 15 Persen

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 17 November 2020 22:03 WIB

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

TEMPO.CO, Jakarta - BNI Asset Management (BNI AM) tetap mencetak pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM) sebesar 15 persen selama pandemi Covid-19. Dana kelolaan perseroan bahkan bertahan di jajaran sepuluh besar perusahaan aset manajemen per Oktober 2020.

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati menyatakan bahwa BNI AM masih bisa mempertahankan posisinya dalam daftar 10 jajaran perusahaan aset manajemen di Indonesia dengan dana kelolaan per Oktober sebesar Rp 24,64 triliun. “BNI AM masih tetap mencatatkan pertumbuhan AUM sebesar 15 persen sejak awal tahun 2020 tidak terlepas dari dukungan investor serta sinergi dengan BNI sebagai induk dan seluruh anak perusahaan yang tergabung dalam grup BNI,” ungkapnya dalam acara webinar virtual bertajuk market outlook 2021 yang diselenggarakan oleh BNI AM, Selasa, 17 November 2020.

Presiden Direktur BNI Asset Management Putut Endro Andanawarih menilai mayoritas investor saat ini mulai masuk ke instrumen investasi karena banyak orang yang melakukan hal tersebut. Kebanyakan dari mereka juga saat ini masih menyimpan uangnya ke instrumen rendah risiko seperti deposito.

“Justru, kita harusnya sebagai investor sikapnya melakukan antisipasi ke depan atau berani dulu masuk [ke instrumen investasi berisiko],” ungkapnya dalam kesempatan yang sama.

Putut menyebut pasar modal saat ini didominasi investor ritel dalam negeri yang naik selama krisis. Dengan demikian, prospek pemulihan pasar bisa terjadi dalam waktu dekat.

Di sisi lain, investor juga disarankan untuk mulai menempatkan uangnya ke instrumen yang berbasis saham meskipun indeks masih dalam posisi terkoreksi. Cara yang bisa dilakukan investor adalah dengan menambah kepemilikan saham secara perlahan.

“Harusnya kalau kita pakai [tipe investasi] constant weight asset allocation, justru saat saham koreksi kita tambah porsi sahamnya,” katanya.

Ke depannya, ia melihat bunga deposito akan sulit meningkat akibat dari suku bunga bank sentral yang juga masih rendah. Alhasil, pertumbuhan dari instrumen investasi berisiko kemungkinan akan lebih cepat terjadi.

“Tetapi, biasanya, fenomenanya, kalau asing masuk [ke instrumen investasi saham], baru investor domestik masuk, setelah itu koreksi. Dan itu wajar karena mereka sudah take profit,” katanya.

BISNIS

Berita terkait

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

22 jam lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

4 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

10 hari lalu

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

10 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Jadwal Operasional Bank Mandiri, BCA, BNI, BRI hingga BTN selama Libur Lebaran 2024

25 hari lalu

Jadwal Operasional Bank Mandiri, BCA, BNI, BRI hingga BTN selama Libur Lebaran 2024

Berikut jadwal operasional Bak Mandiri, BCA, BNI, BRI dan BTN selama libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

26 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

32 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Baca Selengkapnya

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

33 hari lalu

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya