Sinyal Ekonomi Membaik, Tren Penurunan Harga Emas Diprediksi Berlanjut

Sabtu, 14 November 2020 08:14 WIB

Pengunjung melakukan transaksi jual beli emas di Butik Emas Antam, Jakarta, Selasa, 28 Juni 2020. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Harga logam mulia Antam masih bercokol di bawah Rp 1 juta per gram. Meski perlahan turun sejak September lalu, harga emas Antam kemarin sempat naik Rp 10.000 menjadi Rp 978.000 per gram dari hari sebelumnya. Mengutip Bloomberg, harga emas spot bertengger di level US$ 1.878 per ons troi atau naik 0,19 persen setelah sempat turun selama beberapa hari sebelumnya.

Menurut Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penurunan harga emas diperkirakan masih berlanjut. Menurut dia, penurunan harga emas terjadi menyusul pengumuman perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech mengemukakan hasil uji coba tahap ketiga vaksin Covid-19 yang diklaim efektif 90 persen. Hal ini, kata Ibrahim, kabar tersebut dinilai pasar bisa membuka peluang perbaikan ekonomi.

Menurut Ibrahim, beberapa peluang perbaikan ekonomi terlihat dari rencana Presiden AS terpilih Joe Biden setelah dilantik yang ingin mengunci (lockdown) wilayah ekonomi di negara bagian yang terinfeksi Covid-19. Selain itu, pemerintah AS akan mengirim tim riset ke Wuhan, Cina, untuk mempelajari Covid-19. Kemudian, Biden juga dikabarkan diperkirakan akan membekukan perang dagang dengan Cina dan Eropa.

"Ini yang mengakibatkan kemungkinan besar akan pulih lebih cepat dibandingkan perkiraan. Dari situ, indeks dolar AS akan menguat sehingga semua yang melawan dolar akan terkoreksi, termasuk emas," ujar Ibrahim.

Menurut Ibrahim, penurunan harga emas bahkan masih akan terjadi hingga titik Rp 935 ribu per gram pada November ini karena adanya ketidakpastian stimulus ekonomi AS.

Namun, Ibrahim berujar penurunan harga tersebut tidak akan bersifat jangka panjang. Benerapa kondisi politik yang memanas seperti konflik Laut Cina Selatan hingga kontraksi Iran dan Israel akan menyulut harga logam mulia sebagai safe haven pada tahun depan.

<!--more-->

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono berujar sejak pertengahan September, harga emas atau XAUUSD bergerak konsolidatif pada range US$ 1.840-2.000 per ons troi. Menurut dia, berbagai isu fundamental jangka pendek menjadi faktor pendorong, seperti tarik ulur stimulus ekonomi, isu pemilihan presiden, gelombang kedua Covid-19, hingga vaksin di AS.

"Namun, sebenarnya siapapun presidennya emas potensial menguat pada jangka menengah atau pun jangka panjang," tutur Wahyu.

Wahyu berujar, mata uang dolar AS akan cenderung melemah jika kondisi beberapa tahun belakangan berlanjut, seperti kebijakan stimulus pemerintah AS dan perang dagang (anti globalisasi) berlanjut.

Sedangkan jika Biden yang menang, perang dagang mungkin akan mereda. Namun, kecenderungan stimulus pemerintah akan sangat besar dan defisit belanja negara akan makin bengkak yang berujung pelemahan dolar AS juga.

"Dalam analisis saya, secara teknikal dan fundamental, emas masih akan menguat dalam jangka menengah atau panjang. Pelemahan dolar AS terpaksa akan menjadi opsi kebijakan bagi siapapun presidennya," ujar Wahyu.

Peneliti Institute For Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira Adhinegara berujar penurunan harga emas disebabkan oleh sinyal pemulihan ekonomi di beberapa negara maju khususnya AS. Selain itu, sentimen positif di pasar saham global akibat Biden Effect membuat investor mulai berani masuk ke aset yang lebih berisiko seperti saham.

<!--more-->

Menurut dia, aliran modal dari negara maju juga mulai masuk ke pasar saham di negara berkembang, khususnya Indonesia. Dana asing tercatat nett buy atau beli bersih saham sebesar Rp 4,48 triliun dalam sebulan terakhir sebagai bukti negara berkembang lebih diminati dari aset aman atau safe haven. Kemudian, berita progress uji coba vaksin Covid-19 oleh Pfizer juga membuat emas semakin ditinggalkan.

"Apalagi kalau sampai berhasil diproduksi secara massal pada awal 2021, ini bisa membuat optimisme pasar tumbuh," ujar Bhima.

Ia memperkirakan harga emas akan terkoreksi meskipun tipis pada beberapa bulan ke depan sambil menunggu indikator yang lebih komprehensif terkait pemulihan ekonomi global dan penanganan pandemi Covid-19. Bhima memprediksi harga emas akan berada di kisaran Rp 800 ribu-850 ribu per gram sampai akhir tahun. Namun, ujar Bhima, prediksi harga emas tersebut masih fluktuatif.

"Kalau ada kabar negatif dari gelombang kedua Covid-19 di Eropa atau kebijakan Biden dianggap belum memadai untuk menstimulus ekonomi AS, emas bisa rebound," tutur Bhima.

Advertising
Advertising

Baca: Emas 23 Karat Jadi Favorit Pembeli karena Harganya Dinilai Stabil



LARISSA HUDA

Berita terkait

Polda Sumbar Tangkap 2 Penambang Emas Ilegal, Pemilik Modal Masih Diburu

15 jam lalu

Polda Sumbar Tangkap 2 Penambang Emas Ilegal, Pemilik Modal Masih Diburu

Kepolisian Daerah Sumatera Barat (Polda Sumbar) menangkap 2 pelaku penambang emas ilegal di Kabupaten Solok pada Senin 29 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Harga Emas Antam Hari Ini Turun jadi Rp 1.306.000 per Gram

16 jam lalu

Libur Panjang, Harga Emas Antam Hari Ini Turun jadi Rp 1.306.000 per Gram

Berdasarkan informasi di portal resmi Logam Mulia, harga emas batangan hari ini berada di level Rp 1.306.000 per gram. Turun Rp 2.000 dari harga emas batangan di perdagangan hari sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

18 jam lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Pegadaian Terbaru 8 Mei 2024

1 hari lalu

Harga Emas Pegadaian Terbaru 8 Mei 2024

Bagi masyarakat yang ingin membeli logam emas yang aman dan nyaman, butik Galeri 24 bisa menjadi solusi karena bagian dari anak perusahaan dari PT Pegadaian.

Baca Selengkapnya

Wamen BUMN Sebut Freeport Bisa Produksi 50 Ton Emas Batangan per Tahun: Mulai Mei di Manyar

1 hari lalu

Wamen BUMN Sebut Freeport Bisa Produksi 50 Ton Emas Batangan per Tahun: Mulai Mei di Manyar

Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo menargetkan Indonesia mulai bulan ini bakal memproduksi emas batangan secara mandiri hingga 50 ton per tahun.

Baca Selengkapnya

Mencuri Emas Senilai Rp 100 Juta di Tangerang, Asem Babak Belur Diamuk Massa

1 hari lalu

Mencuri Emas Senilai Rp 100 Juta di Tangerang, Asem Babak Belur Diamuk Massa

Asem, 30 tahun, menjadi bulan bulanan warga yang emosi karena ulahnya mencuri di toko emas di Tangerang.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 10 Ribu, Jadi Rp 1.308.000 per Gram

1 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 10 Ribu, Jadi Rp 1.308.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini berada di level Rp 1.308.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

1 hari lalu

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Puluhan emak-emak di Depok menjadi korban penipuan berkedok investasi emas bodong. Kerugian mencapai Rp 6 miliar.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 3.000, per Gram di Level Rp 1.310.000

3 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 3.000, per Gram di Level Rp 1.310.000

Harga emas Antam hari ini turun sebesar Rp 15 ribu bila dibandingkan dengan harga dalam perdagangan Senin pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Pekan Lalu Ditunda, Sidang Praperadilan Crazy Rich Surabaya Budi Said di kasus Emas Antam Digelar Hari Ini

3 hari lalu

Pekan Lalu Ditunda, Sidang Praperadilan Crazy Rich Surabaya Budi Said di kasus Emas Antam Digelar Hari Ini

Sidang perdana praperadilan crazy rich Surabaya Budi Said akan digelar pada Senin, 6 Mei hari ini, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya