Bos Garuda: Kajian Soal Holding BUMN Pariwisata Libatkan Konsultan

Reporter

Bisnis.com

Senin, 9 November 2020 06:02 WIB

Irfan Setiaputra. facebook.com

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra menyampaikan pembahasan terkait holding BUMN Pariwisata dan Pendukung sudah berlangsung secara mendalam hingga melibatkan sejumlah konsultan.

Menurutnya, rencana tersebut akan memberikan pengaruh dalam menciptakan pasar dan rute-rute pariwisata ke depannya. Salah satunya, maskapai dengan jenis layanan penuh tersebut akan memperbanyak frekuensi penerbangan langsung dari Bandara Ngurah Rai, Denpasar.

Irfan mengatakan sesuai dengan inisiatif dari Kementerian BUMN, maka langkah-langkah pengaturan dan kajian dilakukan hingga akhir tahun ini.

"Semua ekosistem sedang dikaji oleh tim kementerian BUMN. Tentunya kami mengharapkan sinergi ini bisa memberikan pertumbuhan yang lebih baik bagi perseroan,” kata Irfan, Minggu, 8 November 2020.

Berdasarkan paparan Kementerian BUMN, Garuda memegang peranan penting dalam sektor pariwisata dan aviasi dengan jumlah pangsa pasar yang signifikan.

Oleh karena itu, perkembangan Garuda Indonesia akan memiliki dampak langsung kepada pertumbuhan BUMN-BUMN lain. Selain itu, seluruh inisiatif Holding akan mempertimbangkan dampak ke seluruh anggota holding.
<!--more-->
Kementerian BUMN menjelaskan apabila BUMN hanya bersinergi tanpa integrasi secara entitas, maka akan tetap terjadi duplikasi dan kompetisi internal yang dapat menghambat sinergi antara perusahaan, sehingga penciptaan nilai tidak optimal.

Pelaksanaan proses holding ini telah mengalami proses yang panjang dan terperinci, termasuk proses persetujuan internal yang relevan untuk setiap perusahaan dan telah ditinjau oleh Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan dan lainnya.

Selain itu, keputusan pemilihan BUMN–BUMN sektor pendukung utamanya didasarkan pada tingkat keterkaitan dengan sektor pariwisata Indonesia.

Dengan pertimbangan kondisi geografis Indonesia, maka sektor aviasi dinilai sebagai sektor pendukung utama bagi pengembangan sektor pariwisata ke depan. Dengan inklusi ke dalam satu struktur, maka tata kelola pengembangan diharapkan dapat dijalankan dengan lebih optimal.

Kolaborasi antar sektor-sektor pendukung lain di luar Grup Holding diharapkan dapat dilakukan secara lebih baik dan terintegrasi melalui peran Induk Holding sebagai koordinator tunggal.

Induk Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung adalah PT Survai Udara Penas dengan anggota holding PT Angkasa Pura II, PT Angkasa Pura I, Garuda Indonesia (Accessibilities); Lalu Inna Hotels & Resorts dan Sarinah (Amenities); serta Indonesia Tourism Development Corporation dan Taman Wisata Candi (Attractions).

Penas memiliki tingkat fleksibilitas restrukturisasi organisasi yang tinggi. Dengan total karyawan sebanyak 5 orang dan 1 anak usaha, maka transformasi Penas sebagai Induk Holding akan lebih mudah dan ringkas.

Status kepemilikan Penas oleh Pemerintah sebesar 100 persen dan pihak kreditur saat ini yang mayoritas adalah BUMN lain juga menjadi faktor-faktor pertimbangan untuk mempersingkat proses pembentukan Holding.

Induk Holding akan bertanggung jawab atas manajemen dan kontrol pengembangan usaha ke depan secara terintegrasi.

BISNIS

Baca juga: Erick Thohir Bentuk Holding BUMN Pariwisata, Bos Garuda: Banyak PR

Berita terkait

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

4 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

4 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

6 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

9 hari lalu

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

Foto Prabowo dan Gibran akan segera terpajang di berbagai kantor, lembaga dan instansi

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

10 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Sederet Kasus yang Menyeret Robert Bonosusatya, Jalur Alternatif Pansela hingga Diskon Garuda

31 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Sederet Kasus yang Menyeret Robert Bonosusatya, Jalur Alternatif Pansela hingga Diskon Garuda

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu, 3 April 2024 dimulai dengan sederet kasus yang menyeret Robert Bonosusatya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dampak Jokowi Minta Desain Istana Wapres Direvisi, Menaker Ingatkan THR Cair H-7 Lebaran

52 hari lalu

Terpopuler: Dampak Jokowi Minta Desain Istana Wapres Direvisi, Menaker Ingatkan THR Cair H-7 Lebaran

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Rabu, 13 Maret 2024, dimulai dari instruksi Presiden Jokowi agar desain istana Wapres di IKN direvisi.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Tambah Frekuensi Penerbangan di Lima Rute Internasional Akhir Maret 2024

2 Maret 2024

Garuda Indonesia Tambah Frekuensi Penerbangan di Lima Rute Internasional Akhir Maret 2024

Garuda Indonesia meningkatan frekuensi penerbangan internasional lewat Jakarta dan Denpasar ke Sydney, Melbourne, Seoul, dan Haneda.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Menang Banding atas Gugatan Greylag Entities di Paris

29 Februari 2024

Garuda Indonesia Menang Banding atas Gugatan Greylag Entities di Paris

Garuda Indonesia menang banding atas gugatan Greylag Entities dalam kasus judicial release (pembebasan yudisial).

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Tebar Diskon Tiket Pesawat hingga 80 Persen, Tersedia Lebih dari 10 Ribu Kursi

20 Februari 2024

Garuda Indonesia Tebar Diskon Tiket Pesawat hingga 80 Persen, Tersedia Lebih dari 10 Ribu Kursi

Garuda Indonesia menghadirkan potongan harga hingga 80 persen untuk perjalanan domestik maupun internasional.

Baca Selengkapnya