Libur Panjang, Rapid Test Acak Dapati 78 Wisatawan Reaktif di Jawa Barat
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 31 Oktober 2020 17:46 WIB
TEMPO.CO, BANDUNG — Operasi gabungan penerapan protokol kesehatan yang di ikuti dengan pengetesan Covid-19 dengan Rapid Test acak di Jawa Barat menemukan puluhan wisatawan reaktif. Pengetesan ini dilakukan pada saat libur panjang akhir Oktober 2020.
“Di saat libur panjang kita mengadakan tes secara acak di pusat-pusat keramaian, tempat wisata, kemudian pasar, dan juga ada kemungkinan yang upacara-upacara peringatan Maulid Nabi di beberapa pesantren,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad, dalam konferensi pers yang disiarkan striming dari Gedung Sate, Bandung, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Daud mengatakan, operasi gabungan dilakukan sejak Rabu, 28 Oktober 2020, dan rencananya akan terus dilakukan hingga besok, Minggu, 1 November 2020. Menurut dia, mayoritas pergerakan wisatawan di Jawa Barat terpusat di zona Bodebek dan Bandung Raya.
“Menurut laporan, di daerah selatan Jawa Barat tidak terlalu banyak. Cuma yang banyaknya di kawasan daerah Bogor dan sekitarnya, serta Bandung dan sekitarnya,” kata dia.
Data sementara Satuan Tugas Covid-19 Jawa Barat per 30 Oktober 2020 pukul 21.00 WIB mendapati sebanyak 78 wisatawan reaktif dari hasil Rapid Test acak dalam operasi gabungan provinsi dan kabupaten/kota di 14 daerah. Operasi gabungan digelar bersama aparat TNI, Polri, serta petugas Satpol PP provinsi dan kabupaten/kota.
<!--more-->
Pada operasi gabungan tersebut, pemerintah Jawa Barat mendistribusikan diantaranya 26.700 alat Rapid Test, 14.400 VTM penyimpan sampel swab, serta 1.935 Alat Pelindung Diri (APD). “Rapid test ini hanya untuk screening saja,” kata Daud.
Daud mengatakan, Rapid Test acak di gelar di 54 titik yang tersebar di 14 kabupaten/kota. Sejumlah lokasi wisata menjadi sasaran diantaranya kawasan Lembang Bandung Barat, Ciwidey Kabupaten Bandung, pemandian air panas Ciater di Subang, kawasan Puncak Bogor, serta kawasan pantai selatan Jawa Barat. Hasilnya mendapati sejumlah wisatawan reaktif.
Di Bogor misalnya, Rapid Test acak yang dilakukan di sejumlah lokasi pada 50 orang wisatawan reaktif. Seluruhnya langsung mengikuti tes usap atau swab PCR. “Hasilnya kita masih menunggu. Biasanya 3-4 hari keluar hasil swab-nya. Mudah-mudahan tidak banyak yang positif,” kata Daud.
Tes acak serupa juga dilakuan di Pangandaran pada 77 orang wisatawan, lalu di salah satu pesantren di Cirebon pada 100 orang penghuninya.
“Di Pangandaran juga ada rapid testing Rapid, reaktfinya hanya 1 orang dan langsung di swab. Di Cirebon di sebuah pesantren ada 100 kita melaksanakan testing, dan 0 yang reaktif, tapi atas permintaan pengurus panitia waktu itu ada 7 orang minta di swab. Hasilnya belum ada,” kata Daud.
<!--more-->
Daud mengatakan, pemerintah Jawa Barat juga sudah menyiapkan fasilitas isolasi untuk mengantisipasi melonjaknya kasus Covid-19 pasca libur panjang cuti bersama. “Mudah-mudahan hasilnya segara kita ketahui, dan kita tidak berharap banyak yang positif. Namun demikian, kita sudah mengantisipasi mempersiapkan tempat-tempat isolasi dan sebagainya,” kata dia.
Dia menuturkan kasus Covid-19 di Jawa Barat hingga saat ini masih bergerak dinamis. “Per 30 Oktober itu kaus terkonfirmasi di kita ada 320, dan banyaknya masih di seputar Bodebek. Kemudian yang sembuh juga Alhamdulillah lebih dari yang terkonfirmasi (positif) sebanyak 356. Kasus aktif saat ini berjumlah 9.845, menurun dibandingkan hari sebelumnya. Dan yang meninggal ada 718 orang,” kata dia.
Dengan demikian, angka kesembuhan di Jawa Barat mencapai 70,57 persen. Sedangkan tingkat kematiannya berada di angka 2 persen.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Jawa Barat, sekaligus Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Marion Siagian mengatakan, masyarakat diminta tetap menerapkan protokol kesehatan. “Masyarakat diimbau tetap menjaga kesehatan dengan menaati protokol kesehatan, yaitu memakai masker dengan benar, tidak menurunkan masker di bawah hidung atau di bawah dagu,” kata dia, dikutip dari rilis, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Baca: Ke Yogyakarta, Sebab Ada Rapid Test Acak bagi Wisatawan, Ada Juga yang Tidak
AHMAD FIKRI