IHSG Ditutup Melemah 0,09 Persen, 6 Sektor Jadi Penekan
Reporter
Bisnis.com
Editor
Kodrat Setiawan
Kamis, 22 Oktober 2020 15:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah bergerak dalam rentang sempit, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis, 22 Oktober 2020.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,09 persen atau 4,63 poin ke level 5.091,82. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 5.063,69-5.088,56.
Pada awal perdagangan, IHSG dibuka di zona merah dengan penguatan 0,23 persen atau 11, 66 poin ke level 5.084,79.
Hari ini, sebanyak 147 saham menguat, 264 saham melemah, dan 179 saham stagnan.
Total transaksi IHSG hingga akhir perdagangan mencapai 14,6 miliar lembar saham, dengan nilai mencapai Rp 9,29 triliun. Adapun, investor asing mencatatkan aksi jual bersih net sell senilai Rp 248,4 miliar.
Hingga akhir perdagangan, tercatat 6 dari 10 indeks sektoral ditutup melemah, didorong sektor pertambangan dan pertanian yang masing-masing melemah 1,01 persen.
Tiga sektor lainnya berakhir di zona hijau, yaitu sektor industri dasar, finansial, dan infrastruktur.
<!--more-->
Pergerakan IHSG hari ini sejalan dengan bursa saham Asia yang ditutup terkoreksi menyusul dugaan terjadinya intervensi oleh Iran dan Rusia untuk memanipulasi hasil pemilu AS.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis, indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup di zona merah setelah turun 0,29 persen. Koreksi terbesar di wilayah Asia terjadi pada indeks Topix Jepang yang anjlok 1,1 persen.
Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan dan Shanghai Composite China juga melemah masing-masing sebesar 0,8 persen dan 0,6 persen.
Pergerakan perdagangan bursa Asia salah satunya ditopang oleh dugaan intervensi pemilihan umum presiden AS. Direktur National Intelligence John Ratcliffe mengatakan, Iran dan Rusia dinilai mencoba melakukan intervensi dalam proses pemilihan presiden di AS yang akan digelar pada 3 November mendatang.
“Kami telah mengkonfirmasi bahwa sejumlah data pendaftaran pemilih telah didapatkan oleh Iran dan Rusia. Data tersebut dapat digunakan oleh aktor-aktor asing untuk menyebarkan informasi palsu,” katanya.
Analis Saxo Capital Markets Eleanor Creagh mengatakan, pasar bereaksi negatif terhadap kabar intervensi pemilu AS seiring dengan minimnya kejelasan paket stimulus.
"Kemunculan dugaan intervensi ini menyebabkan kemungkinan kedua calon presiden untuk mempermasalahkan hasil akhir pemilihan semakin besar, utamanya setelah pemilihan ini akan berjalan lebih ketat dibandingkan hasil jajak pendapat yang ada," katanya.
BISNIS