Jokowi: Jembatan Teluk Kendari Tingkatkan Konektivitas Warga

Reporter

Antara

Kamis, 22 Oktober 2020 14:39 WIB

Foto udara proyek pembangunan jembatan Teluk Kendari di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis, 18 Oktober 2018. Dengan adanya jembatan Teluk Kendari diharapkan pertumbuhan ekonomi daerah meningkat sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut. ANTARA FOTO/Jojon

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan dengan selesainya pembangunan Jembatan Teluk Kendari, akan terjadi peningkatan konektivitas masyarakat di Sulawesi Tenggara, khususnya untuk menyeberangi Teluk Kendari.

"Bagi masyarakat Kota Lama yang berpergian ke Kecamatan Poasia, yang biasanya menyeberangi Teluk Kendari menggunakan feri dan memutari teluk hingga 20 kilometer dengan waktu tempuh 30-40 menit sekarang hanya perlu waktu 5 menit," kata Presiden di Jembatan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis, 22 Oktober 2020.

Presiden menyampaikan hal itu saat meresmikan Jembatan Teluk Kendari sepanjang 1.349 meter dengan lebar 20 meter yang dibangun selama 5 tahun dengan membutuhkan biaya Rp 804 miliar.

"Kelancaran konektivitas dan akses ini akan membuat mobilitas jasa dan manusia semakin efisien dengan demikian daya saing akan semakin meningkat sehingga Sulawesi Tenggara khususnya Kendari akan menjadi semakin menarik untuk pengembangan usaha baru," kata Presiden.

Jembatan tersebut, menurut Presiden, akan mendukung pengembangan kawasan Konawe dan pelabuhan Bungkutoko yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri, Kendari New Port dan pemukiman baru sehingga memunculkan sentra-sentra ekonomi baru di Kendari dan Sulawesi Tenggara.

"Dalam berbagai kesempatan saya selalu sampaikan infrastruktur yang kita bangun, jalan tol, bandara, pelabuhan harus memberikan nilai tambah yakni terintegrasi dengan kawasan-kawasan pertanian, kawasan pelabuhan dan terintegrasi dengan kawasan-kawasan industri yang sudah ada sehingga memberikan daya ungkit ke produktivitas dan daya saing," kata Presiden.
<!--more-->
Selanjutnya infrastruktur itu juga akan memunculkan sentra ekonomi baru yang diharapkan dapat memunculkan lapangan pekerjaan lebih banyak.

Konstruksi jembatan sepanjang 1,349 kilometer itu terdiri dari jalan pendekat atau oprit (602,5 meter), approach span (357,7 meter), side span (180 meter), dan bentang utama atau main span (200 meter) sedangkan lebar jembatan adalah 20 meter dengan empat lajur serta median dan trotoar.

Teknologi konstruksi yang digunakan pada pembangunan jembatan ini adalah cable stayed dengan kabelnya diimpor dari Austria yang dikerjakan oleh konsorsium kontraktor BUMN PT PP (Persero) Tbk dan PT Nindya Karya (Persero).

Selain jembatan Teluk Kendari dibangun juga Pelabuhan Bangkutoko (Kendaii New Port) seluas 66 hektare yang merupakan pindahan dari pelabuhan lama di kawasan Kota Lama.

Pelabuhan Bungkutoko diproyeksikan menjadi pintu masuk bagi komoditi dari dan ke luar Kota Kendari maupun Provinsi Sulawesi Tenggara dengan adanya rencana pembangunan kawasan industri penunjang seluas 26 hektar. Di area pelabuhan juga akan dibangun terminal antar-moda (20 hektare), terminal multipurpose (32 hektare), terminal penumpang (23 hektare), dan tracking mangrove (24 hektare).

ANTARA

Baca juga: Resmikan Pabrik Gula di Bombana, Jokowi: Keberanian Buka Investasi di Tempat Ini

Berita terkait

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

23 menit lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

2 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

3 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

3 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

4 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

4 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

5 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

5 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

6 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

7 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya