Kala Para Nasabah Bumiputera Turun ke Jalan Demi Hak Anak-anak Mereka

Rabu, 21 Oktober 2020 18:00 WIB

Sejumlah nasabah PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 menggelar aksi menuntut pembayaran klaim di depan Kantor Wisma Bumiputera, Jakarta, Rabu, 21 Oktober 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak bulan Juli lalu, tak sedikit nasabah pemegang polis PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 turun ke jalan menuntut pencairan klaim yang menjadi hak mereka. Sebagian besar dari mereka yang merupakan orang tua ini berharap uang tersebut segera cair untuk membiayai sekolah anak-anak mereka.

Sebelumnya, Bumiputera diketahui memiliki tunggakan klaim senilai Rp 5,3 triliun saat memasuki 2020. Jumlah tersebut diperkirakan akan menggelembung hingga Rp 9,6 triliun pada akhir tahun ini, dengan catatan perkiraan itu belum memperhitungkan dampak pandemi Covid-19.

Per Juli 2020, sejumlah pemegang polis Bumiputera melakukan aksi di Gedung DPR, Jakarta. Di sana, mereka sempat duduk bersama anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai PKS Anis Byarwati.

"Selama 17 tahun jadi pemegang polis saya rasa kita tertib membayar. Tidak ada yang lalai, karena kami membangun mimpi buat anak anak kami," ujar Muslimatun, 45 tahun, dalam rapat bersama anggota Komisi XI DPR RI, Jakarta, 29 Juli 2020.

Saat ini, ada banyak pemegang polis yang berstatus habis kontrak (HK), penebusan, meninggal dunia dan Dana Kelangsungan Belajar (DKB). Mereka sudah mengajukan klaim, tapi tidak ada kepastian kapan polisnya dibayar.

Advertising
Advertising

Para pemegang polis menyebut manajemen AJB Bumiputera selalu menghindari komunikasi dan menutup pintu dialog, termasuk Badan Perwakilan Anggota (BPA). Padahal banyak pemegang polis berharap polisnya segera dibayar.

Uang klaim ini, akan digunakan para pemegang polis untuk biaya masuk sekolah atau perguruan tinggi anak-anak. Sebab, sebagian besar polis yang dimiliki adalah asuransi pendidikan seperti produk Asuransi Beasiswa Terencana.

Pada 25 Agustus 2020, kisah pilu lain diceritakan oleh Risa Pribadi, 42 tahun. Ia kelimpungan ketika anaknya harus masuk sekolah menengah pertama (SMP). Tapi klaim asuransi Bumiputera yang seharusnya cair pada 2018 hingga kini tidak menemukan titik terang.

<!--more-->

“Kan itu sesuai pendidikan anak, jadi waktu anak mau masuk SMP saya pontang-panting cari (pinjam) uang,” tutur Risa, Selasa, 25 Agustus 2020.

Ada juga Idaman yang bingung karena anak-anaknya tidak bisa melanjutkan kuliah akibat klaim asuransinya tertahan. “Sampai sekarang enggak cair-cair, anak-anak nganggur di rumah enggak bisa kuliah,” ucapnya.

Pada hari ini, setelah turun ke DPR, kini para orangtua ini mendatangi langsung Kantor Pusat Bumiputera di Jakarta. Sebanyak 60-an orang datang melakukan demo dan aksi damai di trotoar di depan Bumiputera.

Mereka berorasi di pinggir Jalan Protokol Sudirman tersebut. Spanduk dibentangkan dan mereka saling berteriak, "Balikin uang kami!"

Suta, 45 tahun, berharap klaim ini segera cair karena tahun depan, putrinya akan masuk ke bangku kuliah. "Totalnya Rp 20 juta," kata dia saat ditemui di lokasi demo.

Secercah harapan terbit ketika Direktur Utama Bumiputera, Faizal Karim akhirnya bersedia menemui lima orang perwakilan pemegang polis. Bertemu di lantai 5 Gedung Bumiputera, perwakilan pemegang polis, Fien Mangiri, menyerahkan daftar 284 nama pemegang polis di kelompoknya yang menunggu pembayaran klaim.

Total klaimnya mencapai Rp 9 miliar. Dalam pertemuan, Fien menyebut Faizal berkomitmen untuk membayar klaim yang tertunda ini November 2020. Sumbernya dari dana cadangan perusahaan yang sebesar Rp 100 miliar. "Kami doakan semoga apa yang mereka janjikan terwujud," kata dia.

Baca: Akhirnya Bisa Temui Bos Bumiputera, Nasabah Dijanjikan Klaim Cair November 2020

Berita terkait

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

1 jam lalu

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investasi di bidang pendidikan akan membuka peluang Indonesia menjadi lebih maju.

Baca Selengkapnya

Mbak Cicha Peduli pada Keseimbangan Pendidikan

18 jam lalu

Mbak Cicha Peduli pada Keseimbangan Pendidikan

Keseimbangan antara kemampuan akademis, karakter, entrepreneur harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sebagai kunci utama kemajuan bangsa.

Baca Selengkapnya

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

2 hari lalu

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

6 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

6 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

7 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

7 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

7 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

7 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

11 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya