OJK Percepat Inklusi Keuangan di Indonesia Timur dan Daerah Terluar, Caranya?
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 21 Oktober 2020 11:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Edwin Nurhadi mengatakan lembaganya tengah mendorong percepatan inklusi keuangan ke Indonesia timur serta daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Secara umum, barat dan tengah percepatan (inkulsi keuangannya sudah kelihatan. Jadi wilayah timur perlu menjadi fokus kami,” tutur Edwin dalam dialog industri bertajuk “Teknologi untuk Meningkatkan Keuangan di Tengah Pandemi” yang digelar Tempo, Selasa, 20 Oktober 2020.
Edwin menjelaskan, OJK telah menyusun sejumlah program untuk menjangkau akses inklusi keuangan ke daerah-daerah sasaran. Salah satunya melalui Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif atau Laku Pandai yang digalakkan selama beberapa waktu terakhir.
Lembaga keuangan negara ini pun memiliki 197 tim percepatan keuangan daerah. Tim ini bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri di seluruh wilayah, bukan hanya daerah dengan ekosistem keuangan digital yang sudah terbentuk.
Di sisi lain, OJK juga memperkuat sinergi serta komunikasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengatasi hambatan saat mendorong percepatan inklusi keuangan. Meski demikian, ia mengakui masih ada sejumlah tantangan yang berkaitan dengan infrastruktur. Misalnya akses jaringan dan ketersediaan listrik yang perlu diperkuat.
<!--more-->
Di masa pandemi, Edwin mengatakan percepatan inklusi keuangan menjadi momentum penting bagi pemulihan ekonomi nasional. Sebab dengan media teknologi, perputaran uang menjadi lebih cepat. Masyarakat pun tidak harus bertemu dengan orang lain untuk melakukan transaksi, memperoleh akses kredit, atau melakukan kegiatan keuangan lainnya.
Founder dan CEO Pasar Polis Cleosent Randing mengatakan entitasnya siap membantu lembaga keuangan negara untuk mempercepat inklusi keuangan dari sisi penyediaan asuransi digital. Menurut dia, entitasnya terus berinovasi untuk mempermudah masyarakat mengakses asuransi lewat sarana telepon seluler.
“Kami di Pasar Polis ingin terus menjangkau masyarakat, bagaimana agar mereka bisa membeli produk asuransi lewat digital,” tuturnya.
Berdasarkan cataran Pasar Polis, tren penjualan asuransi perusahaan meningkat sejak pertama kali berdiri hingga mencapai lebih dari 80 kali lipat. Perusahaan mendata, sekitar 90 persen pelanggannya merupakan pihak yang sebelumnya belum pernah membeli polis.
Baca: OJK Bekukan 3 Kegiatan Entitas Usaha, Ada Emiten Multifinance dan BPR