Pemulihan Pariwisata Akibat Pandemi, Bappenas Andalkan Pengembangan Geopark
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 15 Oktober 2020 14:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menegaskan komitmen pengembangan geopark atau taman bumi, salah satunya dengan menetapkan Geopark Gunung Sewu ke dalam Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Borobudur dan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Pada masa pandemi, wisata alam geopark dinilai akan menjadi pemicu awal pemulihan ekonomi yang menyerap tenaga kerja dan menimulkan multiplier effect ke sektor lain. “Pengembangan Geopark Gunung Sewu menjadi Unesco Global Geopark (UGG) terbukti memberikan kontribusi terhadap ekonomi lokal," ujar Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas, Arifin Rudiyanto, dalam keterangan tertulis, Kamis, 15 Oktober 2020.
Arifin mengatakan pendapatan asli daerah dari geopark di tiga kabupaten mengalami peningkatan dari sebelumnya Rp 31,1 miliar di 2015 menjadi Rp 43,8 miliar di 2019. "Ini suatu lonjakan yang cukup besar, hampir 50 persen," ujarnya.
Selain kontribusi ekonomi, pengembangan geopark juga dinilai memberikan manfaat terhadap terjaganya warisan alam dan budaya, pengayaan intelektual dan edukasi, bertambah baiknya kondisi lingkungan, memperkuat identifikasi asli masyarakat yang meningkatkan kebanggaan dan rasa memiliki atas wilayahnya, serta memicu kebangkitan inovasi ekonomi kreatif masyarakat yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Bappenas mencatat pengembangan geopark berkontribusi pada pencapaian 10 dari 17 tujuan pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (TPB/SDGs). Saat ini, Bappenas juga sedang menyusun Rencana Aksi Nasional Geopark untuk mengintegrasikan pengembangan geopark terhadap tujuan TPB/SDG.
<!--more-->
Sebagai salah satu kawasan perintis dalam pengembangan geopark nasional, Geopark Gunung Sewu meliputi tiga kabupaten yaitu Pacitan, Wonogiri dan Gunung Kidul, serta tiga provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, dengan luas 1.802 kilometer persegi.
Geopark Gunung Sewu terdiri atas 33 geosite, yaitu 13 situs di Gunung Kidul, 7 situs di Wonogiri, dan 13 situs di Pacitan. Geopark ini berhasil mempertahankan status UGG melalui proses revalidasi pada 2019, setelah sebelumnya mendapatkan sertifikat Green Card dari UNESCO pada Agustus 2020, status UGG di 2015 dan geopark nasional pada 2013.
Dalam keterangan yang sama, Bappenas juga menekankan tiga strategi menghadapi masa pandemi Covid-19. Pertama, mengakselerasi pengembangan geopark sebagai salah satu strategi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui pemulihan industri pariwisata berbasis ekonomi lokal.
Kedua, mengelaborasi pendekatan digital dan sosial media dalam strategi komunikasi dan promosi geopark. Ketiga, mempererat kerja sama antar daerah bersama-sama masyarakat di antaranya dengan memperkuat kapasitas kelembagaan pengelola.
“Dari sisi pembiayaan, tidak cukup hanya mengandalkan APBN, harus ada kemitraan multipihak. Bisa melalui swasta, filantropi, bisa juga BUMN tertarik untuk memberikan dukungan. Dalam kunjungan ini, kami melihat secara keseluruhan, termasuk percepatan pemulihan melalui sektor wisata yang tetap menerapkan protokol kesehatan agar tetap produktif dan aman Covid-19,” ujar Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Himawan Hariyoga.
Baca: Kemenparekraf: Tur Virtual Bisa Bangkitkan Sektor Pariwisata