BPS Umumkan Deflasi 3 Bulan Berturut-turut, di September 0,05 Persen

Kamis, 1 Oktober 2020 11:56 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto saat jumpa wartawan mengenai perkembangan ekspor dan impor di Gedung BPS Pusat, Jakarta Pusat, Senin 16 Oktober 2017. TEMPO/M. Julnis Firmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik alias BPS mencatat adanya deflasi secara bulanan sebesar 0,05 persen pada September 2020. Dengan demikian inflasi pada tahun kalender adalah sebesar 0,89 persen dan laju inflasi secara year-on-year adalah 1,42 persen.

"Deflasi 0,05 persen karena penurunan daging ayam ras, telur ayam ras, angkutan udara dan bawang merah," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi video, Kamis, 1 Oktober 2020. Ia mengatakan dari 90 kota yang dipantau BPS, 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi.

Dengan data bulan September 2020 ini, maka deflasi bulan ke bulan tercatat sudah terjadi selama tiga bulan berturut-turut sejak Juli hingga September 2020. Rinciannya, Juli deflasi 0,1 persen, Agustus 0,05 persen, dan September 0,05 persen.

"Inflasi tahunan pada September ini adalah 1,42 persen, naik dari Agustus yang inflasinya 1,32 persen. Tapi kalau dibanding dengan Juli, inflasi September ini lebih rendah," tutur Suhariyanto.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, ada empat komponen yang mengalami deflasi yaitu makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami deflasi 0,37 persen dan menyumbang deflasi 0,09 persen.

Advertising
Advertising

Adapun komoditas yang menyumbang deflasi adalah daging dan telur ayam ras yang andilnya masing-masing 0,04 persen. Selain itu bawang merah menyumbang 0,02 persen dan tomat serta cabai rawit berandil 0,01 persen. Kendati demikian, ada beberapa komoditas pangan menyumbang inflasi, yaitu minyak goreng 0,02 persen dan bawang putih yang andilnya 0,01 persen.

Berikutnya, pada sektor transportasi yang andil terhadap deflasinya 0,04 persen disumbang oleh turunnya tarif angkutan udara. Penurunan tarif penerbangan ini terjadi di 44 kota pemantauan.

Sementara itu, komponen yang cukup besar menyumbang inflasi adalah di sektor pendidikan. Inflasi di sektor ini 0,62 persen dan berandil 0,03 persen. Komoditas yang menopang sumbangan ini adalah kenaikan uang kuliah akademi dan perguruan tinggi yang andilnya 0,03 persen.

Selain itu komponen peralatan pribadi dan jasa lainnya juga inflasi 0,25 persen dan menyumbang inflasi 0,02 persen. Komoditas yang dominan adalah emas dan perhiasan yang andilnya 0,01 persen.

Berita terkait

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

19 jam lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

2 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

2 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

2 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya