Rencana Erick Thohir Terhadap 108 BUMN: Kembangkan, Merger Hingga Likuidasi
Reporter
Tempo.co
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 30 September 2020 09:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap seluruh perusahaan pelat merah dan terdapat empat kelompok besar. Hal tersebut disampaikan oleh staf khusus Erick Thohir, Arya Sinulingga dalam sebuah diskusi virtual yang diunggah di platform YouTube, pada Senin lalu, 28 September 2020.
Arya menjelaskan, dari pemetaan yang telah dilakukan, BUMN nantinya akan digolongkan menjadi empat kelompok. "Dulu disebutkan BUMN tugasnya cari uang, tapi sosial juga. Nah kita sekarang sudah petakan jadi empat kelompok," ujarnya, seperti dikutip dari tayangan tersebut, Rabu, 30 September 2020.
Empat kelompok perusahaan pelat merah itu adalah: surplus creators, strategic value, welfare creators, dan dead-weight.
Untuk BUMN yang masuk kelompok surplus creators, kata Arya, diproyeksikan untuk terus memaksimalkan nilai tambah. "Tugas cari duit, untung sebesar-besarnya," kata Arya. Sejumlah BUMN yang masuk kategori ini adalah: BNI, Bank Mandiri, Semen Indonesia, MIND.ID, IPC, Krakatau Steel, LEN, PPA, Waskita Karya dan Jasa Marga.
Kelompok kedua, kata Arya, yakni strategic value. BUMN-BUMN yang masuk kelompok ini bertugas memberikan nilai strategis yang meningkatkan keekonomian dan menyediakan layanan publik. "Selain cari uang, ada tugas sosial seperti PSO," ucapnya. Beberapa BUMN yang masuk kelompok ini adalah: BTN, Telkom, BRI, Pertamina, KAI, dan Biofarma.
Adapun kelompok ketiga adalah welfare creators yang bertugas memaksimalkan pelayanan publik. Sejumlah perusahaan yang masuk kategori ini adalah Pupuk Indonesia, Hutama Karya, PLN, Pos Indonesia, Damri, RNI, Peruri, dan Bulog.
Sementara yang terakhir, kelompok keempat disebut dead-weight yang dinilai tak lagi pulai nilai ekonomi. "Gak bisa diapa-apain lagi, Pilihannya dilebur, dibubarkan," ucap Arya.