Mobil Bekas Banyak Dicari, Penjualan Mulai Pulih?
Reporter
Yohanes Paskalis
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 30 September 2020 07:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih, tak ingin mengurangi jam operasional gerainya pada masa pandemi. Sebelum pandemi melanda, penjualannya mencapai dua ribu unit mobil bekas dalam sebulan.
Untuk semua pedagang mobil bekas, peluang pemulihan itu ada seiring berkurangnya peminat angkutan umum. Pada Agustus lalu, gerai tersebut bisa menjual hampir 1.300 unit. “Jauh dari normal tapi setidaknya grafik penjualan kami naik dibandingkan pertengahan tahun,” ucapnya saat dihubungi Tempo, Selasa 29 September 2020.
Dia memproyeksikan bulan depan pun permintaan masih meningkat sampai 90 persen. Meski pembatasan sosial skala besar kembali dikencangkan, masih ada potensi pasar yang ingin memenuhi kebutuhan perjalanan menjelang libur akhir tahun ini.
Di masa pendemi, kata Herjanto, setidaknya masyarakat bisa berlibur ke kampung. “Pasti dengan kendaraan pribadi, bukan transportasi umum. Mobil bekas jadi pilihan," ucapnya.
Entitas digital jual beli mobil bekas, Carro, bahkan mencatat lonjakan permintaan hingga 600 persen untuk mobil bekas bersertifikat. Co-founder Carro Indonesia, Aditya Lesmana, mengatakan rintisannya kebagian pasar pelanggan yang sedang enggan memakai moda transportasi umum di tengah tingginya rasio penularan Covid-19. “Kami jadi solusi tren baru yang sedang berkembang ini," ujarnya.
<!--more-->
Setelah meluncurkan Carro Automall, lapak jual mobil bekas yang menggabungkan interaksi dan teknologi minim sentuh, pada Juli 2020, Aditya menyebut ada lonjakan pembelian di lini bisnis contactless Carro hingga 100 persen, secara month to month. Pada September ini pun, sudah ada tiga dari 10 unit mobil yang terjual dengan metode tersebut.
Pelanggan dapat menguji mobil di rumah atau lokasi lain yang diinginkan. Semua proses, termasuk pengiriman dan transaksi, dapat dilakukan via online tanpa kontak fisik. "Pandemi meningkatkan permintaan pelanggan untuk membeli mobil secara digital,"ujarnya.
Adapun Chief Executive Officer Garasi.id, Ardyanto Alam, mengatakan laju permintaan tetap menurun dibanding tahun lalu. Menurut dia, calon pelanggan masih dirundung ketidakpastian finansial akibat pandemi.
“Tapi, memang ada demand untuk mobil bekas seharga sekitar Rp 150 juta, sebagai alternatif kendaraan umum untuk menunjang aktifitas,” ucapnya.
Meski tak merincikan capaian penjualan, Alam menuturkan bahwa pembeli cenderung mencari mobil berusia muda. “Yang up to 5 tahun dengan pemakaian 15-20 ribu kilometer per tahun.” Dia menambahkan, lonjakan pasar pembeli mobil bekas tak sebatas terjadi di Jabodetabek, namun juga kota besar lain yang pembatasannya ketat, seperti Bandung dan Surabaya.
<!--more-->
Merosotnya jumlah pengguna transportasi publik sudah terbaca oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Selama pekan pertama PSBB jilid II sejak 14 September lalu, terjadi penurunan rata-rata penumpang harian kendaraan umum di Jakarta hingga 22,83 persen, dibandingkan saat pembatasan transisi.
Kepala Dinas Perhubungan DKI, Syafrin Liputo, mengatakan hal serupa pun terlihat dari penumpang angkutan Antar Kota Antar Provisnsi (AKAP). Jumlahnya turun 43,8 persen, meski juga ada pengaruh pembatasan okupansi AKAP yang kembali dipatok separuh dari kapasitas total.
Direktur Marketing OLX Indonesia, Ichmeralda Rachman, mengatakan perusahannya sudah meriset dan memproyeksikan angin segar pasar mobil bekas hingga November nanti.
Data Otobarometer OLX Indonesia menunjukkan total pencari mobil bekas pada Juni 2020 naik sekitar 6 persen, dibandingkan dengan April lalu. Penawaran atau listing mobil bekas di OLX.co.id pun naik 35 persen.
"Sebagian besar permintaan penjualan mobil sebenarnya tidak hilang, tetapi tertunda," katanya.
Baca juga: Musim Covid-19 Perakit Mobil Ambulans Banjir Pesanan, Lihat Harganya
WIRA UTAMA | TAUFIQ SIDDIQ | YOHANES PASKALIS