Pasokan Bisa Aman, Distribusi Vaksin Covid-19 yang Jadi Persoalan

Senin, 28 September 2020 19:23 WIB

Pada Maret 2019 lalu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang melaporkan harta kekayaannya kepada KPK. Berdasarkan laporan itu total kekayaan Agus sebesar Rp 220 miliar. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis dapat mengamankan hingga 90 persen dari kebutuhan vaksin Covid-19. Akan tetapi, sistem logistik dan distribusi masih menjadi persoalan.

Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin Adi Rochmanto mengatakan pasokan vaksin sejauh ini akan datang dari tiga pihak, yakni PT Bio Farma (Persero), perusahaan vaksin asal Korea Selatan, dan perusahaan vaksin asal Amerika Serikat. Namun, Adi masih khawatir terkait dengan distribusi vaksin ke daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).

"Mungkin belum semua masyarakat di pedalaman sana [mendapatkan vaksin Covid-19 pada 2021], tapi optimis bahwa persediaannya bisa kami cukupi," ujarnya kepada Bisnis, Senin 28 September 2020.

Adi menambahkan salah satu skema penyediaan vaksin Covid-19 di dalam negeri adalah dengan impor. Pasalnya, kapasitas produksi Bio Farma belum mencukupi seluruh kebutuhan vaksin lantaran vaksin yang dibuat Bio Farma harus digunakan dua kali.

Bio Farma akan selesai meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 250 juta dosis per tahun pada akhir 2020. Dengan kata lain, kapasitas produksi Bio Farma baru mampu melayani 48,07 persen dari total penduduk Indonesia.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Walaupun, Adi menyatakan pihaknya masih menyusun skema impor tersebut. Adi memprediksi salah satu syarat importasi vaksin tersebut adalah pelaksanaan uji klinis tahap tiga bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) seperti yang dilakukan Bio Farma dan Sinovac Biotech saat ini di Bandung, Jawa Barat.

Adi menyatakan sejauh ini distribusi vaksin akan dilakukan oleh Bio Farma. Adi optimistis Bio Farma dapat melakukan distribusi tersebut lantaran umur Bio Farma yang menyentuh 130 tahun per Agustus 2020.

Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni mengatakan beberapa industriawan rantai pendingin sedang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) untuk menyiapkan fasilitas rantai pendingin perseroan.

Sejauh ini, ujar Hasanuddin, sebagai pabrikan sedang memproduksi chilled storage untuk menyimpan vaksin besutan Bio Farma di beberapa kota besar.

Hasanuddin menyampaikan bahwa Bio Farma masih urung membangun fasilitas rantai pendingin di selain kota besar karena pasokan listrik yang meragukan. Adapun, satu kontainer pendingin berukuran 40 feet membutuhkan tegangan listrik sebesar 13.000 kWh.

<!--more-->

Adapun, Hasanuddin menyatakan pihaknya sedang menggodok sistem logistik vaksin Covid-19 untuk tahun depan bersama lembaga dan kementerian terkait. Walaupun telah ada fasilitas rantai pendingin di mayoritas pelabuhan, Hasanuddin menilai fasilitas tersebut terlalu dingin untuk vaksin.

Hasanuddin mendata hanya ada 16 provinsi yang memiliki fasilitas rantai pendingin mumpuni untuk menyimpan vaksin. Dalam data tersebut, seluruh provinsi di pulau Jawa dan Bali telah memiliki fasilitas yang mumpuni.

Sementara itu, di Pulau Sumatera hanya ada di beberapa provinsi, seperti Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, dan Riau, sedangkan di pulau Kalimantan hanya Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Semakin ke wilayah bagian timur, hanya ada empat provinsi, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.

Baca juga: Cemas Depresi Ekonomi, Pengusaha: Kehadiran Vaksin Sangat Dinantikan

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

1 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

Kementerian Perindustrian merekomendasikan pembukaan kembali pabrik sepatu Bata karena banyak pekerja yang terdampak.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

4 jam lalu

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

Seorang pejabat di Kemenperin menyalahgunakan jabatan untuk membuat SPK fiktif.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

3 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

5 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

11 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

24 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya