Mentan Syahrul Yasin Limpo Siapkan Lumbung Pangan di Sumba Tengah
Reporter
Eko Wahyudi
Editor
Kodrat Setiawan
Rabu, 23 September 2020 08:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menanam jagung dan meresmikan lumbung pangan atau food estate di Desa Umbul Pabal Kecamatan Umbu Rato Nggai Barat, Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, harus ada peningkatan luas tanam dan produktivitas. Hal itu diharapkan dapat mengurangi impor dan meningkatkan volume ekspor.
“Untuk itu, kami (Kementan) memberikan bantuan sarana produksi, alat pra panen dan pasca panen, serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR), pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 22 September 2020.
Saat ini, beberapa sentra penghasil jagung sudah mencapai target produktivitas sekitar 8-9 ton per hektare, walaupun rata-rata produktivitas jagung lokal saat ini masih sekitar 6,4 ton per hektare.
Syahrul mengatakan, peran penting komoditas jagung diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan produksi dan pendapatan petani.
Dengan pemasaran yang baik, kata Syahrul, khususnya dalam penyediaan bahan baku untuk industri diharapkan dapat memberikan nilai yang besar bagi kesejahteraan petani
“Alhamdulillah, kinerja ekspor pertanian kita periode Agustus 2020 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni sebesar 8,6 persen atau naik menjadi Rp 36,5 Triliun, dibanding periode yang sama pada tahun 2019 yang hanya Rp 32,6 Triliun. Ini adalah hasil kerja keras kita semua,” ungkapnya.
Dalam menggenjot produksi jagung dan pengembangan food estate, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi menyatakan pihaknya telah mengimplementasikan Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Korporasi (Propaktani).
"Di NTT khususnya Kabupaten Sumba Tengah ini kami akan menggenjot produksi jagung dan tanaman pangan lainnya, hingga kesejahteraan masyarakat dengan pengembangan pertanian berbasis korporasi," ujar Suwandi.
Dalam program ini, korporasi petani diperkuat melalui pola kemitraan dengan berbagai pihak yakni Bank untuk memperoleh fasilitas KUR, asuransi, unit pengelola jasa alat mesin pertanian atau mekanisasi, penyedia benih, pupuk, pestisida, Kostraling (Komando Strategi Penggilingan), industri olahan, pedagang, eksportir dan lainnya dalam ikatan bisnis yang saling menguntungkan.
Bupati Sumba Tengah Paulus SK Limu pada kesempatan itu menyampaikan bahwa sebagian besar masyarakat Sumba Tengah menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan peternakan. Dengan kondisi topografi Sumba Tengah, menurutnya, gerakan tanam jagung dan pengembangan food estate dapat berjalan dengan baik.
“Pada akhirnya kami berharap, program ini akan berimplikasi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Sumba Tengah,”ujarnya.
EKO WAHYUDI