Ini Sejumlah Alasan Indef Nilai Pemerintah Tak Perhatikan Pekerja Informal

Rabu, 9 September 2020 07:22 WIB

Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kota Denpasar memeriksa identitas penumpang setibanya di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Rabu, 20 Juni 2018. Operasi yang melibatkan aparat gabungan itu juga betujuan mencegah meningkatnya gelandangan, pengangguran, dan kriminalitas di Pulau Dewata. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance atau Indef mencatat angka pekerja formal sebanyak 52 juta orang atau 43,5 persen dari total jumlah pekerja pada Februari 2020. Sisanya, jumlah pekerja informal mengambil porsi 56,5 persen.

Menurut peneliti Indef, Rusli Abdullah, para pekerja informal ini harus menjadi perhatian pemerintah karena jumlah mereka lebih banyak. "Pemerintah semestinya mengangkat para pekerja informal ini," kata dia, dalam diskusi virtual, Selasa, 8 September 2020.

Seharusnya, menurut Rusli, Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau APBN 2020 maupun Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau RAPBN 2021 mencerminkan perhatian pemerintah terhadap pekerja informal tersebut.

Rusli menjelaskan, hal tersebut yang belum tampak. Ia mencontohkan, pemerian bantuan subsidi gaji mensyaratkan pekerja swasta dengan gaji di bawah Rp 5 juta, yang terdaftar di BP Jamsostek. "Hanya menyasar pekerja formal," ucapnya.

Padahal, ia menambahkan, dari data Februari itu menunjukkan angka pekerja informal lebih tinggi. Sehingga kebijakan pemberian bantuan bagi pekerja yang juga peserta BP Jamsostek dengan gaji di bawah Rp 5 juta dianggap kurang tepat.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Rusli mengkritisi upaya pemerintah memitigasi dampak pandemi terhadap tingkat pengangguran. Pada Februari 2020 sebelum Covid-19 jumlah penganggur mencapai 5,2 persen. Target rate bawahnya mencapai 4,88 persen dan rate tingginya sebesar 5 persen.

Sementara pada RAPBN 2021 target pengangguran dengan rate bawah sebesar 7,7 persen dan rate tingginya 9,1 persen. "Ini adalah target pengangguran yang tertinggi. Ini menunjukkan pemerintah menyadari dampak dari Covid-19 sangat dahsyat bagi pengangguran," ujarnya.

IHSAN RELIUBUN | RR ARIYANI

Baca: Masa Pandemi Alokasi Dana Infrastruktur Tertinggi, Faisal Basri: Gila Luar Biasa

Berita terkait

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

14 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

15 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

46 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

46 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

47 hari lalu

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

47 hari lalu

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

47 hari lalu

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.

Baca Selengkapnya

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

48 hari lalu

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

7 Maret 2024

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti mengungkapkan kriteria ideal Menkeu seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

6 Maret 2024

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya