Konferensi FAO, Menteri Pertanian Tawarkan 4 Prioritas di Masa Normal Baru

Kamis, 3 September 2020 22:40 WIB

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 7 Juli 2020. Rapat itu membahas program strategis kementrian dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi dampak COVID-19. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian mengusulkan peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan pangan dan sistem logistik, serta pengembangan pertanian modern dalam memperkuat ketahanan pangan di era normal baru.

“Untuk menopang ketersediaan pangan bagi semua di era normal baru, kami mengembangkan seperangkat kebijakan yang disebut '4 Cara Bertindak'," kata Menteri Pertanian Syahrul Yassin Limpo, dalam keterangan persnya, Kamis, 3 September 2020.

Empat prioritas itu disebut sebagai upaya Indonesia memperkuat ketahanan pangan dan sistem pangan di masa pandemi Covid-19. Syahrul menyampaikan empat prioritas itu dalam Konferensi Regional Asia Pasifik (APRC) FAO ke-35 yang dihadiri 46 menteri pertanian di Asia Pasifik.

Menurut Syahrul, meski terjadi perlambatan ekonomi akibat pandemi, PDB Indonesia di sektor pertanian tahun ini meningkat 2,19 persen. Sementara pertumbuhan di sektor pertanian mencapai pertumbuhan sektor pertanian sebesar 16,24 persen dibanding triwulan sebelumnya.

Dia menjelaskan, terlepas dari kemunduran global dalam pencapaian SDG, peringkat ketahanan pangan Indonesia dalam indeks keamanan global meningkat dari peringkat 74 pada 2015 menjadi peringkat 62 di 2019.

Advertising
Advertising

Sementara prevalensi stunting pada 2018 menurun dari 30,8 persen menjadi 27,67 persen di 2019. Syahrul menyerukan kepada peserta konferensi untuk memperkuat kolaborasi dan mendukung FAO “hand in hand” melalui kerja sama Selatan-Selatan dan kerja sama Triangular.

"Indonesia, ia berujar, siap berbagi pengalaman dengan setiap negara untuk berkontribusi dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG),” ujar dia, seperti disampaikan dalam konferensi virtual itu.

Inisiatif kerja sama tersebut menargetkan mereka yang paling rentan. Terutama di kelompok populasi, wilayah, dan negara yang lebih miskin. Yang berbasis pada bukti lapangan dan memanfaatkan analisis komprehensif menggunakan data dan informasi geo-spasial multidimensi.

Direktur Jenderal FAO QU Dongyu dalam pidatonya dari Roma, mengatakan dampak negatif terkait pandemi dirasakan di seluruh sistem pangan. “Tindakan untuk mengendalikan wabah virus mengganggu rantai pasokan pangan global," kata Dongyu.

Menurutnya pembatasan pergerakan di perbatasan dan penguncian menghancurkan mata pencarian dan menghambat transportasi pangan penduduk. Kehilangan dan pemborosan pangan meningkat.

"Petani membuang bahan pangan yang mudah rusak, dan banyak orang di pusat kota berjuang mendapatkan makanan segar."

Dongyu menekankan bahwa petani kecil dan keluarganya, pekerja pangan di semua sektor, dan mereka yang hidup di ekonomi yang bergantung pada komoditas dan pariwisata sangat rentan.

“Mereka sangat membutuhkan perhatian kita. Kita perlu mengkaji kembali sistem pangan dan rantai nilai pangan," kata dia. "Kita harus lebih memanfaatkan inovasi dan teknologi pertanian dan mempertimbangkan teknologi terbaru."

Dalam Konferensi Regional FAO kali ini, "Hand in Hand" menjadi salah satu bahasan utama. Inisiatif itu berfokus pada peningkatan kerja sama dan dukungan terhadap potensi daerah tertinggal, serta penduduk yang rentan.

IHSAN RELIUBUN

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

15 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

18 jam lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

21 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

2 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

4 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya