Luhut: Kemungkinan Resesi Itu Ada, Tapi Harus Tetap Optimistis

Kamis, 13 Agustus 2020 16:07 WIB

Melansir situs KPK pada Rabu 22 Juli 2020, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan terakhir kali melaporkan harta kekayaannya pada 1 Mei 2020. Dilihat dari data LHKPN, Luhut memiliki harta kekayaaan mencapai Rp 677.4 miliar. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan peluang Indonesia mengalami resesi ekonomi memang ada. Namun, ia meminta semua pihak untuk tetap optimistis agar Tanah Air bisa terhindar dari jurang resesi.

"Berbicara pertumbuhan ekonomi, kemarin Pak Airlangga sudah bicara terkait kemungkinan resesi dan sebagainya. Kemungkinan itu ada saja, tapi optimisme juga harus ada," ujar Luhut dalam konferensi video, Kamis, 13 Agustus 2020.

Dengan kondisi ekonomi tumbuh negatif 5,32 persen pada triwulan II 2020, Luhut mengatakan pemerintah tetap bekerja keras. Harapannya, pertumbuhan ekonomi tersebut nantinya bisa membaik sedikitnya ke angka nol atau positif 0,5 persen.

Untuk mencapai pertumbuhan positif tersebut, menurut Luhut ada tiga faktor penting. Pertama adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, serta yang kedua adalah stimulus. Adapun poin ketiga dan terpenting, kata dia, adalah investor domestik.

"Jadi teman-teman sekalian, jangan ragu untuk investasi, investasi saja. Kalau ada masalah, beri tahu kami, kami pasti bantu," ujar Luhut.

Ihwal investasi asing, menurut Luhut, angkanya justru masih cukup tinggi. Modal asing tersebut antara lain masuk ke daerah Morowali, Weda Bay, Halmahera Utara, hingga Bintan. Angka investasi tersebut, kata dia, terus naik. Bahkan, ia berujar CATL mengumumkan akan berinvestasi lagi di baterai lithium sebanyak US$ 2,6 miliar.

"Jadi saya sangat confidence, kita ini akan semakin baik ke depan," ujar Luhut. "Kalau ada yang enggak confidence, saya kira itu mungkin agak sakit juga itu."

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis kalaupun ekonomi nasional terkontraksi dan masuk ke era resesi, kontraksinya tidak separah negara-negara lainnya. "Kami harus menjaga agar di kuartal 3 tidak negatif atau bahkan bisa masuk ke nol," ujarnya dalam webinar bersama Pemuda Muhammadiyah pada Kamis, 23 Juli 2020.

Ia tak memungkiri kemungkinan Indonesia jatuh ke jurang resesi bila kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi minus. Secara teknis, kata Airlangga, sebuah negara akan mengalami resesi ketika mengalami pertumbuhan ekonomi negatif dua kuartal berturut-turut. "Untuk kuartal dua ekonomi tumbuh negatif. Tapi tidak sedalam yang lain (negara lain)."

CAESAR AKBAR | FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

7 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

11 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

13 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

13 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

17 jam lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

1 hari lalu

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

Pesan Luhut ke Prabowo jangan bawa orang toxic ke pemerintahan

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

1 hari lalu

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

TB Hasanuddin mengatakan usulan pemberian kewarganegaraan ganda seperti disampaikan Luhut tidak bisa serta-merta hanya berdasarkan alasan ekonomi saja

Baca Selengkapnya