Pertumbuhan Ekonomi RI Minus, Ombudsman: Jangan Bandingkan dengan Singapura

Rabu, 5 Agustus 2020 19:59 WIB

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 20 Oktober 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada September 2017 turun dibanding bulan sebelumnya. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Ombudsman RI Alamsyah Saragih menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada kuartal II 2020 mengalami kontraksi hingga minus 5,32 persen. Ia menilai Indonesia yang perekonomiannya tak terlalu bergantung dengan perdagangan luar negeri, angka pertumbuhan ekonomi tersebut cukup mengkhawatirkan.

"Jadi jangan kita bandingkan dengan Singapura yang mayoritas ekonominya sangat bergantung dengan perekonomian luar negeri," kata Alamsyah saat diskusi daring, Rabu 5 Agustus 2020.

Alamsyah juga menyoroti sebab utama pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi cukup dalam. Mengutip data Badan Pusat Statistik, kata dia, sektor transportasi tertekan hingga lebih dari negatif 29 persen.

Hanya ada tiga lapangan usaha atau sektor yang masih tumbuh positif yaitu pertanian 2,19 persen, informasi dan komunikasi 10,88 persen, dan pengadaan air 4,56 persen. "Jika pengadaan air terjadi negatif maka itu sangat mengkhawatirkan," kata Alamsyah.

Dengan pertumbuhan ekonomi minus itu, Alamsyah memprediksi akan banyak orang yang kehilangan pekerjaannya, terutama sektor yang terdampak tersebut. Oleh karenanya, ia mendorong agenda pemulihan ekonomi yang saat ini sudah berjalan bisa lebih cepat lagi.

<!--more-->

Pihaknya pun akan fokus kepada untuk mencermati proses pemulihan ekonomi Indonesia. Agar ke depannya tak terjadi maladministrasi dalam penyaluran dana-dana bantuan yang sifatnya pemulihan ekonomi secara nasional. "Kami berharap proses pemulihan ekonomi berjalan dengan baik dengan akuntabilitas yang bisa dipertanggungjawabkan dan bebas dari maladministrasi."

Pemerintah berharap penyerapan belanja kementerian dan lembaga terus meningkat agar perekonomian bisa tumbuh. "Dari segi ekonomi kita membutuhkan kira-kira per kuartal ada minimal Rp 800 triliun untuk yang dibelanjakan di berbagai sektor," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran langsung, Rabu, 5 Agustus 2020.

Selain itu, dengan adanya bantuan sosial atau bansos dalam bentuk cash diharapkan bisa membuat daya beli masyarakat terungkit. Sehingga hal itu bisa mengejar gap negatif pertumbuhan ekonomi.

Lebih jauh Airlangga juga berharap dengan berbagai langkah yang dilakukan pemerintah bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Apalagi, pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran ratusan triliun untuk pemulihan ekonomi. "Tentu dengan berbagai fasilitas di sektor swasta dan perbankan."
HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

4 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

5 jam lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

14 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

16 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

21 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

22 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

2 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

3 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya