Agar Perekonomian Tumbuh, Airlangga: Butuh Rp 800 T untuk Dibelanjakan
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 5 Agustus 2020 15:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berharap penyerapan belanja kementerian dan lembaga terus meningkat agar perekonomian bisa tumbuh.
"Dari segi ekonomi kita membutuhkan kira-kira per kuartal ada minimal Rp 800 triliun untuk yang dibelanjakan di berbagai sektor," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran langsung, Rabu, 5 Agustus 2020.
Selain itu, dengan adanya bantuan sosial dalam bentuk cash diharapkan bisa membuat daya beli masyarakat terungkit. Sehingga hal itu bisa mengejar gap negatif pertumbuhan ekonomi.
Lebih jauh Airlangga juga berharap dengan berbagai langkah yang dilakukan pemerintah bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Apalagi, pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran ratusan triliun untuk pemulihan ekonomi. "Tentu dengan berbagai fasilitas di sektor swasta dan perbankan."
Badan Pusat Statistik hari ini mencatat ekonomi Indonesia triwulan II 2020 terhadap triwulan II 2019 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,32 persen (yoy).
<!--more-->
Adapun perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan II tahun 2020 mencapai Rp 3.687,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 2.589,6 triliun.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara sebelumnya meminta masyarakat untuk tidak khawatir dengan resesi. Sebab, menurut dia, yang perlu dilihat adalah tren pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV sebagai dampak pandemi Covid-19.
“Kita berusaha supaya kuartal III itu apapun trennya, pokoknya harus positif, artinya pertumbuhan ekonomi kuartal III harus lebih baik dari kuartal dua,” kata Suahasil dalam webinar Universitas Lambung Mangkurat dipantau di Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2020.
Lebih jauh, Suahasil menyebutkan Kementerian Keuangan telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia periode April-Juni 2020 akan negatif 4,3 persen. Artinya pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dari kuartal pertama yang meski turun namun masih tumbuh positif 2,97 persen. Sedangkan resesi merupakan label atau status jika dalam dua kuartal berturut-turut pertumbuhan perekonomian suatu negara negatif.
Pemerintah berharap kuartal III ekonomi Indonesia tidak tumbuh negatif lebih dalam dari sebelumnya, karena sedang menggenjot konsumsi, pengeluaran pemerintah, investasi, dan ekspor “Nah ini yang lagi kita kejar. Kami harap tidak negatif (kuartal ketiga). Tapi kalau sampai negatif, jangan khawatir dengan urusan label,” kata Suahasil.
ANTARA