Peluang Pertumbuhan Kinerja Industri Terganjal Pelemahan Permintaan

Rabu, 5 Agustus 2020 06:23 WIB

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ditemui usai meninjau Pusat Riset Obat Modern Asli Indonesia di Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences di Cikarang, Bekasi, Rabu. (ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta)

TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja industri berpeluang membaik setelah terpuruk selama pandemi Covid-19. Peluang tersebut tercermin dari laporan IHS Markit tentang hasil survei Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia periode Juli 2020.

Hasil survey tersebut menunjukan indeks industri manufaktur Indonesia naik hampir delapan poin ke level 46,9 atau lebih tinggi dibanding periode Juni 2020 yang berada di level 39,1.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kenaikan tersebut menjadi indikasi kenaikan kepercayaan (confidence) pelaku industri yang berkaitan dengan kesiapan indutri untuk mendatangkan bahan baku. Meski begitu, Agus mengatakan masih ada tantangan besar agar indeks kembali naik di atas level 50.

Menurut Agus, langkah untuk menyehatkan sisi permintaan sangat penting agar penyerapan industri manufaktur bisa optimal. "Masalah yang harus difokuskan adalah masalah demand side, bagaimana mendorong dorong daya beli sebagai faktor penopang utama dari ekonomi," ujar Agus dalam sebuah seminar virtual, Selasa 4 Agustus 2020.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani mengatakan aktivitas industri memamg menunjukan perbaikan. Namun, kata dia, kinerjanya belum bisa kembali seperti sebelum pandemi.

Pasalnya, Shinta menilai masih banyak pelaku usaha yang beroperasi dengan kondisi biaya yang lebih tinggi daripada keuntungan atau masih menanggung kerugian.

Di sisi lain, Shinta mengatakan sebagian besar pelaku usaha masih melihat kondisi pasar -- baik nasional dan internasional masih lesu, dan tingkat pertumbuhan konsumsi sangat lambat.

Apabila dalam kondisi ini industri manufaktur nasional memproduksi dengan tingkat produktivitas yang lebih tinggi daripada laju peningkatan permintaan atau konsumsi, maka harga produk manufaktur akan jatuh lebih dalam. Bukan tidak mungkin, kata dia, kerugian di sisi pelaku usaha bisa menjadi lebih tinggi.

Advertising
Advertising

<!--more-->

"Karena itu, PMI juga tertahan hingga ada peningkatan konsumsi atau demand pasar yang lebih signifikan," kata dia.

Menurut Shinta, kunci peningkatan kinerja industri bergantung pada realisasi stimulus agar bisa menciptakan permintaan terutama di dalam negeri. Stimulus tersebut diharapkan bisa meningkatkan daya beli masyarakat dan juga belanja pemerintah. Di sisi lain, Shinta juga menilai pemberian modal kerja baru sangat dibutuhkan untuk membantu pemulihan industrinya.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menuturkan kenaikan indeks manufaktur beriringan dengan pembukaan aktivitas ekonomi pada Juni lalu.

Kenaikan tersebut, ujar Iskandar, juga sejalan dengan peningkatan indeks keyakinan konsumen dan penjualan kendaraan bermotor. Selain itu, tingkat inflasi inti secara bulanan pada Juli sebesar 0,16 persen dibandingkan Juni yang hanya 0,02 persen menunjukkan agregat permintaan mulai meningkat.

Untuk meningkatkan konsumsi masyarakat, Iskandar mengatakan pemerintah tengah mempercepat dan memperluas penyaluran bantuan sosial dan percepatan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah dengan penjaminan dan penempatan dana di bank.

"Serta mempercepat membuka ekonomi dengan memperhatikan protokol covid 19," tutur Iskandar.

<!--more-->

Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw mengatakan naiknya PMI manufaktur menambah harapan bahwa dampak terburuk pandemi dirasakan pada triwulan kedua. Indeks output, permintaan, dan ketenagakerjaan yang meningkat dari posisi terendah pada triwulan kedua, ujar Bernard, terbantu oleh relaksasi tindakan pengamanan Covid-19.

"Namun, survei juga menunjukkan pemulihan yang menantang di depan. Perusahaan terus mengurangi lapangan kerja pabrik pada tingkat yang tajam, dengan banyak perusahaan berusaha mengendalikan biaya dan berusaha tetap layak," ujar Bernard.

Menurut Bernard, penurunan jumlah pekerja yang terus menerus juga diperpanjang hingga bulan Juli. Kemudian, kewajiban menjaga jarak di tempat kerja dan perkumpulan publik, serta potensi lonjakan infeksi baru, juga dinilai dapat menunda produksi dan penjualan lebih lanjut dari pemulihan ke tingkat pra-pandemi.

LARISSA HUDA

Berita terkait

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

2 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

3 hari lalu

Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret memberikan tips kelola keuangan dalam perencanaan keuangan.

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

3 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

Pengusaha muda kelahiran 24 April 1987, Rudy Salim pernah menolak denda untuk 9 mobil mewah dari Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

3 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

5 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

10 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

10 hari lalu

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

Nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar menyebabkan para pengusaha khawatir.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut Produk Apple Bisa Lebih Murah Kalau Proses Manufaktur di Indonesia

11 hari lalu

Menperin Sebut Produk Apple Bisa Lebih Murah Kalau Proses Manufaktur di Indonesia

Pemerintah menginginkan perusahan-perusahaan teknologi dunia seperti Apple menjadikan Indonesia sebagai bagian supply chain.

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Perkirakan Konsumsi BBM Naik hingga Senin

14 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Perkirakan Konsumsi BBM Naik hingga Senin

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting memperkirakan konsumsi BBM naik hingga Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga: Konsumsi Pertamax Naik 26 Persen di Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara saat Lebaran

15 hari lalu

Pertamina Patra Niaga: Konsumsi Pertamax Naik 26 Persen di Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara saat Lebaran

Pertamina Patra Niaga konsumsi Pertamax selama mudik Lebaran meningkat 26,3 persen di wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara

Baca Selengkapnya