Investasi Mangkrak 410 Triliun Terealisasi, Kepala BKPM: Menyerang dan Bertahan
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 4 Agustus 2020 17:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan sepanjang semester pertama tahun ini realisasi investasi yang bisa diselesaikan dari total nilai investasi mangkrak cukup menggembirakan. Tercatat, nilai investasi mangkrak yang diselesaikan sebesar Rp 410 triliun dari total nilai investasi mangkrak Rp 708 triliun.
Bahlil menyatakan, tingginya realisasi investasi saat pandemi itu datang dari penyelesaian proses investasi sejak 2016-2017. Hal tersebut menunjukkan realisasi investasi di dalam negeri tidak menunjukkan tren penurunan yang sama dengan mayoritas negara saat pandemi Covid-19.
"Ibarat main bola, (strategi BKPM saat ini) menyerang dan bertahan. Ini rata-rata (terjadinya investasi mangkrak) karena tiga, di antaranya arogansi sektoral yang tinggi dan tumpang tindih lahan," kata Bahlildalam webinar "Relocating Investment to Indonesia in The Time of Covid-19: Opportunity and Challange", Selasa, 4 Agustus 2020.
Bahlil menjelaskan, menyatakan masih ada investasi asing (foreign direct investmen/FDI) yang masuk ke dalam negeri pada semester I/2020. Namun demikian, jumlahnya tidak maksimal jika dibandingkan dengan realisasi penyelesaian FDI mangkrak.
Dari sisi penanaman modal dalam negeri (PMDN) BKPM kini aktif mengunjungi perusahaan maupun pabrikan yang proses ekspansinya terhambat. Setelah itu, BKPM akan memfasilitasi proses penambahan investasi pabrikan tersebut.
Hal itu dimungkinkan dengan berlakunya Instruksi Presiden (Inpres) No. 7/2019 tentang Percepatan Kemudahan Berusaha. Beleid tersebut memungkinkan BKPM mengurus semua perizinan yang diperlukan investor asing maupun lokal dalam menanamkan uangnya di dalam negeri.
<!--more-->
Bahlil juga mendorong para investor membawa modal dan teknologinya ke dalam negeri. "Biar pemerintah Indonesia akan bantu buat izinnya. Jadi, BKPM berada pada garda terdepan bersama perusahaan untuk urus izin," ucapnya.
Adapun, Bahlil menyampaikan Inpres No/ 7/2019 kini juga mempercepat proses pengajuan insentif tac allowance, tax holiday, dan izin impor bahan baku. Bahlil mengklaim proses pengajuan dan perizinan kini dapat dipercepat hingga 7 hari jika semua data yang diberikan valid.
Hal tersebut, kata Bahlil, merupakan satu-satunya cara untuk menarik investasi ke dalam negeri pada masa pandemi. Pasalnya, saat ini pertumbuhan jumlah lapangan kerja sangat penting.
Bahlil mendata saat ini tenaga kerja yang telah terdampak oleh pandemi COvid-19 mencapai 7-8 juta orang. Sementara itu, jumlah tenaga kerja yang sebelumnya tengah mencari kerja sekitar 7 juta, sedangkan jumlah tenaga kerja baru nasional bertambah sekitar 2,5 juta per tahunnya.
Seperti diketahui, lokomotif penciptaan tenaga kerja didorong oleh tiga aspek, yakni konsumsi rumah tangga, investasi, dan performa ekspor. Adapun, saat ini peningkatan konsumsi rumah tangga dan performa ekspor sulit lantaran daya beli masyarakat yang rendah.
"(Kalau) lapangan pekerjaan tidak didorong lewat sektor investasi, tidak akan mungkin 17 juta orang cari kerja (yang melamar untuk menjadi) PNS atau pegawai BUMN akan direkrut," ujar Bahlil.