Deflasi Juli 2020 Didorong Penurunan Harga Tiket Pesawat hingga Bawang Merah
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 3 Agustus 2020 11:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat indeks harga konsumen pada Juli 2020 mengalami deflasi 0,10 persen. Deflasi didorong oleh menurunnya harga tiket angkutan udara di kelompok transportasi dan penurunan komoditas bawang merah hingga daging ayam ras pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
“Deflasi disebabkan pengeluaran dari sisi transportasi menurun 0,17 persen dan makanan, minuman, serta tembakau mengalami deflasi 0,73 persen,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020.
Adapun andil kelompok transportasi terhadap deflasi selama Juli 2020 sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbangkan deflasi sebesar 0,19 persen.
Dari 90 kota dalam pantauan BPS, deflasi terjadi di 61 kota dan 29 lainnya mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,09 persen. “Ini terjadi karena penurunan harga komoditas bawang merah dan bawang putih,” tutur Suhariyanto.
Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Kota Timika dengan angka 1,45 persen. Salah satu penyebabnya adalah karena kenaikan harga transportasi udara di kota itu.
<!--more-->
Sejumlah ekonom sebelumnya memperkirakan laju inflasi bakal tertekan pada Juli 2020. Salah satu pemicu rendahnya tingkat kenaikan harga tersebut adalah sisi permintaan yang belum membaik di tengah pandemi Covid-19.
Kepala Ekonom BCA David Sumual memprediksi inflasi pada Juli 2020 sebesar 1,74 persen (yoy) dan 0,09 persen (mtm). “Di sisi lain, rupiah masih stabil, memang sempat melemah tipis sepanjang Juni 2020 dan sejauh ini produsen belum menaikkan harga karena demand belum pulih,” ucapnya, Ahad, 2 Agustus 2020.
Sementara itu, ekonomi senior Institut Kajian Strategis (IKS) Eric Alexander Sugandi memperkirakan terjadi deflasi sebesar 0,01 persen (mtm) dan inflasi sebesar 1,09 persen (yoy) pada Juli 2020. Deflasi terjadi sebagai akibat dari masih lemahnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.
“Deflasi juga terjadi sebagai akibat menurunnya tekanan inflasi dari sisi penawaran, karena mulai meningkatnya pasokan barang dan jasa seiring dengan mulai dibukanya sembilan sektor pada perekonomian Indonesia,” katanya.
Pada bulan lalu, BPS mencatat laju inflasi sepanjang Juni 2020 hanya sebesar 0,18 persen. Inflasi bulan lalu disumbang oleh sejumlah kelompok barang. Di antaranya kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami 0,12 persen dan memberikan andil terbesar pada inflasi Juni 2020, yaitu 0,47 persen.
BISNIS