Ekonom Prediksi Inflasi Rendah hingga Deflasi pada Bulan Juli, Ini Sebabnya
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 3 Agustus 2020 08:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah ekonom memperkirakan laju inflasi bakal tertekan pada bulan Juli 2020. Salah satu pemicu rendahnya tingkat kenaikan harga tersebut adalah sisi permintaan yang belum membaik di tengah pandemi Covid-19.
Kepala Ekonom BCA David Sumual memprediksi inflasi pada Juli 2020 sebesar 1,74 persen (yoy) dan 0,09 persen (mtm). “Di sisi lain, rupiah masih stabil, memang sempat melemah tipis sepanjang Juni 2020 dan sejauh ini produsen belum menaikkan harga karena demand belum pulih,” ucapnya, Ahad, 2 Agustus 2020.
Sementara itu, ekonomi senior Institut Kajian Strategis (IKS) Eric Alexander Sugandi memperkirakan terjadi deflasi sebesar 0,01 persen (mtm) dan inflasi sebesar 1,09 persen (yoy) pada Juli 2020. Deflasi terjadi sebagai akibat dari masih lemahnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.
“Deflasi juga terjadi sebagai akibat menurunnya tekanan inflasi dari sisi penawaran, karena mulai meningkatnya pasokan barang dan jasa seiring dengan mulai dibukanya sembilan sektor pada perekonomian Indonesia,” katanya.
Eric menjelaskan, komoditas yang mengalami penurunan harga dan menyumbang deflasi di antaranya bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan daging ayam ras.
Berdasarkan konsensus Bloomberg, kalangan ekonom memperkirakan rata-rata inflasi secara year on year (yoy) pada Juli 2020 adalah sebesar 1,72 persen dengan estimasi atas 1,90 persen dan estimasi bawah sebesar 1,58 persen.
<!--more-->
Secara month to month (mtm), rata-rata inflasi diperkirakan sebesar 0,03 persen dengan estimasi atas 0,17 persen dan estimasi bawah deflasi -0,06 persen.
Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu IV Juli 2020, Bank Indonesia sebelumnya memperkirakan Juli 2020 terjadi deflasi 0,03 persen secara month to month. Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juli 2020 secara tahun kalender sebesar 1,06 persen year to date, dan secara tahunan sebesar 1,61 persen year on year.
"Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan tertulis, Jumat, 24 Juli 2020.
Dia mengatakan penyumbang utama deflasi pada periode minggu IV Juli antara lain berasal dari bawang merah sebesar -0,10 persen (mtm), daging ayam ras sebesar -0,03 persen (mtm), bawang putih sebesar -0,03 persen (mtm), gula pasir sebesar -0,02 persen (mtm), jeruk sebesar -0,02 (mtm) serta cabai merah, kelapa, daging sapi, dan angkutan udara masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).
BISNIS | HENDARTYO HANGGI