Kemenkeu: Sisa Penerbitan SBN Semester II Rp 900,4 Triliun

Reporter

Caesar Akbar

Jumat, 24 Juli 2020 12:55 WIB

Direktur Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuanan Luky Alfirman saat meluncurkan surat utang berharga negara (SBN) syariah seri Sukuk Tabungn ST-003 di Restoran Bunga Rampai, Jakarta Pusat, Jumat 1 Februari 2019. TEMPO/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan sisa penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Semester II sebesar Rp 900,4 triliun.

"Kami telah menerbitkan SBN pada semester I kurang lebih Rp 630 triliun, jadi sisanya itu pada semester II harus menerbitkan Rp 900,4 triliun," ujar Luky dalam konferensi video, Jumat, 24 Juli 2020.

Luky mengatakan skema berbagi beban antara pemerintah dan Bank Indonesia berperan penting dalam menjaga sustainibilitas fiskal pemerintah. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama II antara pemerintah dan Bank Indonesia, bank sentral bakal menanggung beban pembiayaan untuk public goods.

"Pembelian SBN ke BI melalui private placement sebesar Rp 397,56 triliun, sehingga supply SBN ke market di semester II adalah sekitar Rp 453 triliun," ujar Luky.

Di samping merealisasikan SKB II, pemerintah dan BI tetap menjalankan SKB I, yakni bank sentral akan menjadi pembeli siaga dalam lelang-lelang SBN. Hingga Juni 2020, BI telah menggelontorkan Rp 30,3 triliun untuk membeli surat utang pemerintah.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, Luky mengatakan pada semester II pemerintah berencana menerbitkan SBN ritel sebesar Rp 35-40 triliun. Di samping menerbitkan Samurai Bonds Rp 13,5 triliun.

Kemudian, pemerintah juga akan melaksanakan lelang SBN pada semester II sekitar Rp35 triliun sampai 40 triliun per dua pekan. “Ini rata-rata jadi bisa saja saat lelang SBN kita ambil hanya Rp 32 triliun. Nanti ada satu lagi kita ambil Rp 45 triliun. Tapi kalau kita lihat selama satu semester ratenya ada di Rp 35 triliun sampai Rp 40 triliun,” tutur Luky.

Selain itu, ia mengatakan untuk rencana peminjaman luar negeri proyek atau kegiatan pada 2020 sebesar Rp 29,5 triliun. “Pinjaman proyek ini karena kondisi Covid-19, maka proyeknya agak kecil dan kita tunda. Tapi di semester II kita akan meraih sebesar Rp24 triliun,” ujarnya.

Selanjutnya, untuk rencana penarikan pinjaman program pada 2020 adalah sebesar US$ 7,3 miliar. Pada semester II, pemerintah berencana menarik pinjaman program sebesar US$ 5,5 miliar.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

3 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya