Presiden Joko Widodo didampingi Kepala Staff Presiden Moeldoko (kanan) berpidato di sela pemberian bantuan modal kerja kepada pedagang kecil yang terdampak COVID-19 di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 21 Juli 2020. Presiden memberikan bantuan sebesar Rp2,4 juta kepada masing-masing pedagang. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
TEMPO.CO, Jakarta -- Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan agar pelaku UMKM dan koperasi secepatnya diberikan stimulus agar tidak terkena imbas pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat.
“Saya juga perintahkan cepat berikan yang namanya relaksasi, berikan restrukturisasi kepada UKM dan koperasi secepat-cepatnya,” kata Jokowi dalam acara Penyaluran Dana Bergulir Untuk Koperasi Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Negara Jakarta, Kamis, 23 Juli 2020.
Total dana pemulihan ekonomi nasional untuk KUMKM mencapai Rp 123,46 triliun. Nilai tersebut terbagi ke beberapa pos antara lain, Rp 35,28 triliun untuk subsidi bunga, dan belanja imbal jasa penjaminan sebesar Rp 5 triliun. Kemudian 2,4 triliun untuk PPh final yang ditanggung pemerintah, lalu Rp 78,78 triliun untuk penempatan dana restrukturisasi. Namun, hingga 5 Juli 2020 dana pemulihan ekonomi nasional untuk KUMKM yang tersalurkan baru mencapai Rp 250,16 miliar atau 0,20 persen dari anggaran pemulihan ekonomi nasional.
Jokowi mengatakan pentingnya diberikan pelonggaran kredit tersebut agar sektor koperasi dan UMKM tidak terkena imbas dari pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat.
Kepala Negara menambahkan saat ini ada 215 negara yang sama keadaannya dengan Indonesia yakni terkena dampak pandemi Covid-19.
“Kena krisis ekonomi, sama persis. Oleh sebab itu kita berharap di kuartal ketiga kita sudah harus naik lagi kalau enggak, enggak ngerti lagi saya, akan tetap lebih sulit kita,” katanya.
Presiden mengajak semua pihak untuk bekerja sama menumbuhkan ekonomi dalam negeri.
“Untuk itu saya mengajak kita semua untuk bergerak menumbuhkan ekonomi agar tidak makin turun tapi bisa diungkit lagi naik,” katanya.
Menurut dia, semua memahami keadaan sekarang adalah keadaan yang tidak mudah, keadaan yang sangat sulit.
“Bagaimana mengendalikan Covid-19 dan ekonomi ini supaya berjalan beriringan bukan hal yang mudah,” kata Jokowi.