Pariwisata Belum Pulih, Ketum PHRI Singgung Penanganan Covid-19

Reporter

Eko Wahyudi

Selasa, 14 Juli 2020 20:10 WIB

Hotel di Yogyakarta sepi pengunjung karena wabah corona. Ada hotel yang tutup, ada yang sudah kembali beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan, dan ada juga yang sudah dijual. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan pihaknya sudah melakukan analisa penyebab turunnya permintaan di sektor pariwisata pada saat pandemi Covid-19 ini.

Dirinya mengungkapkan, untuk saat ini sektor pariwisata di Thailand dan Vietnam sudah mulai bergeliat lagi. "Karena apa? karena dari awal penanganan(di Thailand dan Vietnam) sangat bagus untuk mengisolasi yang sakit dan sebagainya itu bagus. Jadi sekarang mereka sudah pulih," kata dia saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR-RI, Selasa 14 Juli 2020.

Kemudian, ia menyesalkan penanganan kasus Covid-19 di Indonesia terkesan lamban. Sehingga hal itu mengakibatkan lamban pula sektor pariwisata untuk bangkit.
"Kita ini agak kacau diawal-awal, karena Menteri Kesehatan kita (Terawan Agus Putranto) itu pede banget bahwa bilang kita aman dari Covid-19. Sehingga ini tidak optimal dan menyebabkan banyak masalah di awal itu dan kita carry over sampai sekarang," ucapnya.

Kemudian penyebab kedua turunnya permintaan di sektor pariwisata, ucap Hariyadi adalah karena regulasi pemerintah. Namun dirinya mengerti dengan adanya regulasi seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) itu demi menekan penyebaran dari virus corona. "Jadi ini buat drop permintaan," ucapnya.

Faktor ketiga, kata dia, perubahan kebiasaan dari masyarakat untuk menahan diri di rumah karena aadanya aturan pemerintah. Untuk yang terakhir, Hariyadi mengatakan, turunnya permintaan di sektor pariwisata itu disebabkan oleh terbatasnya daya beli masyarakat.

Hariyadi menjelaskan, hal itu merupakan dari efek berantai dari dampak pandemi terhadap sektor ekonomi karena banyak pekerja yang dirumahkan tanpa digaji hingga dipecat. Kemudian orang juga lebih menahan untuk belanja kebutuhan yang lebih prioritas. "Saya juga khawatir karena kemampuan keuangan itu mulai terbatas," ucapnya.

Selain memaparkan penyebab dari turunnya permintaan sektor pariwisata, Hariyadi juga memaparkan terkait solusi guna mendorong kembali bergeliatnya sektor ini.

Untuk yang pertama, Hariyadi mengatakan, sektor pariwisata harus bisa meningkatkan kemanan, kenyamanan, serta keselamatan wisatawan dari Covid-19 itu terjamin. Dia yakin, bila pelaku bisa menjalankan itu maka wisatawan akan mau bepergian kembali.

Lalu, Pemerintah bisa mencabut regulasi yang menghambat orang untuk bepergian. Hal itu, kata dia, bisa diterapkan untuk transportasi udara. Untuk cara selanjutnya, Pemerintah dapat memberikan stimulus berbentuk insentif kepada masyarakat. Hal itu dirasa dapat meningkatkan daya beli dan memunculkan kembali untuk orang mau plesir kembali.
Kemudian membebaskan kembali adanya belanja operasional pemerintah yang sebelumnya dibatasi.

Lalu manfaatkan teknologi informasi untuk mengolah data agar tepat sasaran. "Melalui olah big data akan terlihat pola permintaan dan akan ditindak lanjuti oleh penyedia jasa dan akan menyasar ke konsumen yang tepat," ucap Hariyadi.

Berita terkait

Pentingnya Mendukung Perempuan Mengejar Kesempatan di Berbagai Bidang

20 jam lalu

Pentingnya Mendukung Perempuan Mengejar Kesempatan di Berbagai Bidang

Masyarakat perlu mendukung perempuan dalam mengejar kesempatan dan kesuksesan di berbagai bidang, termasuk di menjadi pemandu wisata perempuan.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

1 hari lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

4 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

4 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

4 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya