IHSG Diprediksi Melemah, Dibayangi Lonjakan Pasien Corona di AS

Minggu, 5 Juli 2020 19:13 WIB

Karyawan melintas di depan layar pergerakan IHSG, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. Pasca libur Lebaran, perdagangan IHSG dibuka menguat 90,91 poin atau 1,4 persen ke 6.300,036, sementara pada sore harinya IHSG diutup di level 6.289,61. ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan terkonsolidasi melemah pada perdagangan di pasar modal pekan depan. "IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 4.885 sampai 4.712 dan resistance di level 5.000 sampai 5.139," ujar Hans dalam keterangan tertulis, Ahad, 5 Juli 2020.

Beberapa sentimen yang diperkirakan mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan depan masih berkaitan dengan perkembangan Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian di berbagai belahan dunia. Misalnya, terdapat perbaikan data tenaga kerja di Amerika Serikat seiring pelonggaran lockdown yang dilakukan.

Kendati demikian, beberapa negara bagian AS melakukan penundaan pembukaan ekonomi akibat kenaikan kasus Covid-19. Hans mengatakan kebijakan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan gangguan ekonomi.

Hans juga mengatakan pelaku pasar mulai khawatir kenaikan kasus virus corona baru di AS ini dapat menghapus kenaikan lapangan kerja pada musim panas ini. Lonjakan kasus Covid-19 kini memang membayangi pembukaan ekonomi.

"Pelaku pasar perlu memperhatikan pernyataan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, bahwa yang terburuk belum datang dalam kasus pagebluk ini," ujar Hans. Di sisi lain, perkembangan vaksin akan menjadi sentimen positif pasar.

Pada pekan lalu, Hans melihat Indeks Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq menutup kuartal kedua tahun 2020 dengan kanaikan dan termasuk rekor kenaikan. "Hal ini terjadi di tengah pandemi covid 19 yang masih terus naik," tutur Hans.

Selain soal pademi, Hans mengatakan para pelaku pasar akan memperhatikan potensi perang dagang AS dan Cina, menyusul lebih dari 75 anggota Kongres AS mengirim surat mendesak Presiden AS Donald Trump untuk mengambil keputusan resmi terhadap negeri Tirai Bambu akibat kekejaman yang terjadi atas kaum Muslim Uighur. Langkah Trump dan respon pemerintah Cina diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan pasar.

Di samping itu, tutur Hans, aktivitas Bisnis Cina pun terpantau membaik terutama akibat permintaan dalam negeri yang membaik di tengah permintaan luar negeri yang lemah. Ini jadi sentimen positif pasar.

Dari dalam negeri, Hans melihat pasar saham di Tanah Air diwarnai sentimen positif data ekonomi. Namun demikian, perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar Transisi menjadi indikasi bawah Indonesia belum mampu memenuhi aturan WHO untuk pelonggaran PSBB seperti di negara lain. "Masalah kesehatan menjadi kendala utama ekonomi Indonesia," ujar Hans.

Berita terkait

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

5 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

7 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

9 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

9 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

9 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

10 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

12 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

12 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya